Kamis, 23 Juni 2016

Sejarah Ipu Mea & Makam Mariang Janggut

AAA – Slamat datang di sangkay city. Blog yang bertemakan tentang perjalanan di tanah dayak. Di artikel ini akan membahas tentang Sejarah Ipu Mea & Makam Mariang Janggut.

Desa ipu mea adalah desa yang berda di kec. Karusen Janang, Kab. Barito Timur, Prov. Kalimantan Tengah. Di desa ini memiliki situs sejarah, berupa Makam Mariang Jangut atau lebih dikenal sebagai Jangut Maring.

Datu mariang Jangut adahal orang yang bersal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan, tepatnya dari Batu Nyiwuh, secara silsilah Datuk Mariang Janggut ini bersodara kandung dengan Nyai Balau dan Ujau, mereka ada lima bersodara;  empat orang perempuan dan yang laki-laki hanya Mariang Janggut ini. Nama asli Datu Mariang Janggut adalah BARAGAS.

Datu Mariang Janggut ini awalnya hendak pergi “Mengayau” atau mencari kepala di daerah Barito Timur ini sebagai syarat acara Tiwah. Entah kenapa ketika sampai di daerah Ipu Mea ia malah jatuh hati dengan seorang wanita Dayak Maanyan bernama BARUGUS

Ceritanya akan sangat panjang jika admin ceritakan disini, maka admin telah membuatkan artikel khusus tentang Sejarah Datu Jangut Mariang (Klik di sini)

Makam Jangut Mariang kini telah menjadi objek wisata ziarah yang ada di barito timur, anda bisa mengunjungi tempat secara bebas dan kapanpun. Selain itu di barito Timur juga ada Makam Suta Onu di Telang Siong dan Makam Putri Mayang sari di Jaar, dan semuanya telah dijadikan sebagai objek wisata oleh pemerintan.

Kembali ke sejarah Ipu Mea, Aslinya nama kampung Ipu Mea adalah TUDEKAT, suatu ketika, ipar Mariang Janggut bernama KAUT datang dari daerah Kahayan berkunjung kedaerah ini. Kaut ini salah satu orang yang sangat berilmu juga, beliau memiliki senjata berupa tiga buah anak sumpit yang beracun. Jadi apabila, dia menyumpitkan anak sumpitnya melewati bumbungan rumah, maka siapapun yang ada didalam rumah itu akan mati seketika. Setelah sekian lama, Kaut ini kembali pulang ke Kahayan di daerah Mungku Baru dan meninggalkan tiga pusaka anak sumpit tadi didesa ini. Namun banyak orang yang tidak tahan dengan pusaka tersebut, sebab banyak yang muntah darah.

Lalu dilakukanlah prosesi belian, ternyata pusaka ini meminta makanan berupa darah manusia. Oleh karena itu diputuskan untuk menguburkan tiga anak sumpit ini disuatu daerah – dan dahulu sekitar 10 depa persegi tempat ini tidak bisa tumbuh rumput karena pengaruh racunnya, dan dahulu barang siapa berani melangkahi tempat ini akan langsung muntah darah. 

Namun setelah sekian ratus tahun nampaknya pengaruhnya sudah tidak ada lagi. Dan uniknya damek ini jika ditembaki ia akan kembali secara ghaib. Oleh karena itulah daerah ini dikenal dengan nama IPU MEA. Ipu dalam bahasa Kahayan berarti beracun dan Mea dalam bahasa Maanyan artinya Merah, jadi artinya Ipu Mea adalah Racun Merah.

Baca juga : Suta Ono - Tamak Mas di Telang Siong

Sejarah desa Ipu Mea di atas di tuturkan oleh salah satu keturunan ke-9 datu Mariang Jangut, Yaitu Bapak Hara Kepada Folks Of Dayak (FOD) dalam explore dayak di kabupaten Barito Timur.

Sumber : Folksofdayak.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar