Rabu, 30 Desember 2015

Bundaran Dahani Dahanai Tuntung Tulus – Barito Selatan

AAA – Hay bloger – bloger kalimantan! menjelajah kalimantan bukan lah hal yang mudah, kalau bicara sih gampang. Makanya saya dalam mengisi waktu kosong saya di kos sebagai mahasiswa yaitu ngeblog. Di blog ini saya menceritakan tentang sebuah perjalanan di tanah dayak (perjalanan yang saya lakukan) Meskipun jadwal kuliah saya yang padat saya sempatkan untuk menulis artikel ini.. haha sok sibuk.


Ngobrol sedikit tentang kabupaten Barito Selatan, Kal – Teng, Indonesia. Kebupaten yang ber ibu kota Buntok dan sering di sebut sebagai Buntok Kota Batuah ini memiliki motto yaitu “Dahani Dahanai Tuntung Tulus” yang arti nya “Selamat Sentosa Adil Dan Makmur Sampai Selama-Lamanya” yang di ambil dari bahasa Dayak Kono Maanyan Pangunraun

Baca : Motto tiap Kabupaten di Kalimantan Tengah
Baca : Arti kata Buntok Kota Batuah

Bundaran ini terletak di sesa sababilah, tepatnya di depan kantor polres kabupaten barito selatan yang baru dibangun. Bundaran ini juga menandakan bahwa anda sudah ada di kabupaten barito selatan, jika anda dari kab. Bar – Tim bundaran ini berjarak sekitar 7 KM dari tugu perbatasan kab. bar – tim dengan kab. bar – sel.

Tugu yang bertuliskan motto dari kabupaten barito selatan ini menjadi tempat yang indah untuk bersantai karena letaknya di tengah – tengah bundaran. Biasa nya para anak muda menjadikan tempat ini sebagai tembat berkumpul pada sore hari. Karena terdapat juga tempat jualan dari paman pentol.


Saya penah sekali singgah di bundaran ini, sekedar untuk istirahat di perjalanan dan bersantai, sambil ber foto – foto selfie (2013). Dan terakhir pada akhir desember 2015 saya lewat bundaran ini, sepertinya sudah di cat ulang dan sekarang lebih berwarna, dan jalan yang sudah di tambah lebar, serta taman bunga yang mengelilingi bundaran ini tumbuh subur.


Ok, thank sudah membaca tulisan kami, (sangkay city). Baca juga artikel – artikel unik kami yang lain nya. Jangan lupa tinggalkan komentar.

#the city of bbm

Sabtu, 26 Desember 2015

Burung Kuau Salah Satu Identitas Suku Dayak

AAA – Burung Kuau atau sering di sebut burung heruei atau wurung jue. Burung kuau adalah burung yang berasal dari kepulauan indonesia, yaitu Kalimanatan. Burung ini sebenarnya termasuk jenis unggas yang tergabung dalam marga argusianus.
 Burung ini di kategorikan hampir punah karena habitat dari burung ini adalah hutan asli atau hutan yang jarang terjamah oleh manusia, bukan hutan sekunder dan bekas tebangan sampai ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut.

Ciri burang ini mudah untuk di kenali karena memiliki tubuh yang indah dan spesifik. Tubuh yang jantan lebih besar dari pada yang betina. Berat burung ini adalah mencapai11,5 kg dan panjangnya adalah 2 meter, karena ekor burung ini panjang nya mencapai 1 meter lebih. Untuk pejantan bulu sayap dihiasi bintik besar berbentuk mata, bulu utama coklat karat dgn bintik kuning kebo & hitam yg berpola rumit, sedangkan untuk betina ekor & bulu sayap lebih pendek, berwarna gelap. Keduanya kulit gundul pd kepala, leher biru, jambul pendek gelap, iris merah coklat, paruh kuning, kaki merah. Umumnya, berwarna dasar kecoklatan dan dengan bundaran bundaran kecoklatan. Kulit disekitar kepala dan leher kuau jantan berwarna kebiruan. Bagian belakang jambul betina, ditumbuhi jambul yang lembut. Warna kaki kuau betina kemerahan dan tidak mempunyai taji/susuh. Selain dari ciri di atas, jika anda pernah mendengar suara dari burung ini, suaranya seperti “ku-wau – Ku-wau” bahkan suara burung ini bisa terdengar jauh hingga mencapai lebih dari 1 km di dalam hutan.

Saya pernah melihat burung ini ketika berada di deareh sekitar gunung kasali di kab. Barito Timur, ketika burung ini terbang saya melihat seperti ada burung raksasa yang lewat, dan juga kepakkan sayap dari burung ini yang lebar nya mencapai 2 meter, seperti sebuah helli copter lewat, sayangnya saya tidak sempat mengabadikan gambarnya karena saya melihat burung ini hanya saat terbang saja.

Burung ini adalah burung yang setia dengan pasangan nya, burung ini akan hidup bersama sampai ada yang meninggal dan dalam masyarakat Suku Dayak Maanyan di Kalimantan tengah, tepatnya di kab. Bar – tim dan bar – sel, burung ini melambangkan sebuah kesetiaan, kesucian, keagungan, kebersihan diri dari segala hal dan kewaspadaan terhadap ancaman-ancaman, maka dalam adat perkawinan dayak maanyan bulu burung heruei (wurung jue, dalam bahasa dayak maanyan) ini di pakai dalam acara adat “nyama wurung jue”. Biasanya bulu burung ini di letekan atau di pasang di kepala sebagai simbol perkawinan dayak maanyan.
 

Demikian perjalanan di tanah dayak.
#the city of bbm

Selasa, 22 Desember 2015

Sejarah Berdirinya KW DUSMALA Kota Palangkaraya

AAAKW DUSMALA adalah singkatan dari Kerukunan Warga Dusun, Maanyan dan Lawangan. Organisasi yang di dasari oleh perkumpulan 3 bahasa yang bersal dari DAS Barito.
 
Organisasi ini pertama kali didirikan pada tahun 1968 di Palangka Raya. Tentunya tidak lepas dari liku-liku perjalanan warganya di perantauan. Kondisi pada saat itu sangat miris dan kurang mendukung, baik kondisi eksteren maupun interen.

Sejumlah tokoh-tokoh warga Dusmala di antaranya C Luran, Drh. GS. Rubay, Pagoe Bangel, Drs. FD. Leiden, Drs Bart Ludjen, KH Wenthe, Siswo Partomo, Charles Dioh, F Iyun Kekes, Apria Densen, E.U. Ningkis, Samin Banjeng, Nimerson Undak, Esman K, Angkie Yandeng, Tikel Ngampar, Dolar Gajut, S.Widjur dan sebagainya (mohon maaf, nama-nama tersebut belum dapat disebutkan secara keseluruhan), melakukan pertemuan terbatas di rumah Drh. GS. Rubay.


Para tokoh ini sepakat untuk mendirikan organisasi Kerukunan Warga Dusun Maanyan (Dusma) dengan susunan pengurus sebagai berikut :
Penasehat              : C. Luran, Drh. GS. Rubay, dan Pagoe Bangel
Ketua                      : Drs. F.D. Leiden
Wakil Ketua I        : Drs. Bart Ludjen
Wakil Ketua II      : KW. Wenthe
Wakil Ketua III     : Siswo Partomo
Sekretaris               : Charles Dioh
Bendahara              : F. Iyun Kekes, BA.


Para pengurus ini dibantu beberapa Tueh Bantai antara lain, Apria Densen, E.U. Ningkis, Samin Banjeng, Nimerson Undak, Esman K, Angkie Yandeng, Tikel Ngampar, Dolar Gajut, S.Widjur dan sebagainya. 


Kepengurusan pertama yang dibentuk tersebut berlangsung sampai tahun 1994. Kepengurusan ini berlangsung cukup lama dan tidak dilakukan perombakan ‘kabinet’ lantaran beberapa hal. Persoalan itu lebih kepada itikad kehadiran warga pada saat rapat pergantian pengurus.


Kepengurusan pada tahun 1994 berganti setelah Drs. FD. Leiden meninggal dunia. Jabatan ketua selanjutnya diteruskan oleh Drs. Bart Ludjen selaku Wakil Ketua I. “Setiap kali pengurus mengundang warga untuk melakukan pergantian pengurus, tidak ada yang hadir, dengan demikian maka kepengurusan yang lama masih berlaku,” kata F. Iyun Keks, BA.
Terbentuknya organisasi satu-satunya adalah bergerak di bidang sosial yaitu membantu anggota warga jika ada yang sakit, kawin, meninggal dunia ataupun kesulitan-kesulitan lainnya.


Tujuan lainnya pada saat itu masih belum dapat dipikirkan karena kondisi yang masih belum memungkinkan. Pada tanggal 2 Desember 1994 diadakan rapat pleno Warga Dusmala yang dipimpin oleh 5 orang, yaitu :
Ketua                : Drs.C. Yus Ngabut, MPd.
Sekretaris        : Drs. Yanson Mawar, SH.                                   
Anggota           : Drs. Marhasan Gaher, Apria Dansen, BA, dan Drs. F       Sion Ibat.
Rapat pleno tersebut berhasil menyusun kepengurusan baru dan menyempurnakan nama organisasi. Hal ini seiring masuknya Suku Lawangan dalam keorganisasian tersebut, sehingga organisasi berubah nama menjadi Dusun, Maanyan, dan Lawangan (Dusmala). Susunan pengurus Dusmala ini meliputi :
Ketua                     : Drs. Bart Ludjen
Wakil Ketua I       : Ir. Brita Asi Saloh
Wakil Ketua II     : Drs. F. Sion Ibat
Wakil Ketua III    : Pdt. Drs. Itjurhan Wu’i
Wakil Ketua IV    : F. Iyun Kekes, BA
Wakil Ketua V      : Drs. S. Widjur M.D.
Sekretaris              : Kasmody Leiyen, SH
Wakil Sekretaris   : Bied Nego Handen Galap, Shut.
Bendahara             : Ny. Halene Kudik Kitting
Wakil Bendahara  : Drs. Ginson D. Pindah.


Kepengurusan ini dilengkapi oleh 7 bidang dan 8 Tueh Bantai.
 Pengurus baru tersebut bertugas untuk menata organisasi menjadi lebih baik, karena kondisi yang cukup memungkinkan. Langkah awal yang dilakukan adalah membuat pembagian tugas masing-masing bidang dan meminta bidang-bidang tersebut membuat konsep program kerja untuk dibahas secara bersama-sama. Niat baik ini tentunya tidak serta merta dapat terwujud karena begitu banyak kendala yang harus dihadapi para pengurusnya. Cukup banyak kendala yang harus dipecahkan dan diselesaikan secara bersama-sama.


Pada tanggal 28 Oktober 2000, bertepatan dengan kedatangan Presiden RI, KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) ke Palangka Raya dalam rangka HUT Sumpah Pemuda, Drs. Bart Ludjen meninggal dunia secara mendadak.
“Menyikapi kondisi ini, saya lantas menyampaikan sambutan secara terbuka kepada para Generasi Muda pada Perayaan Natal Pemuda Dusmala dan Perayaan Natal Warga Dusmala pada tahun 2000. Saya menghimbau warga Dusmala untuk memikirkan pergantian pengurus dan menata kembali organisasi sesuai perkembangan situasi dan kondisi.
Tantangan saya itu mendapat tanggapan positif dari Kaum Muda Dusmala,” kata F. Iyun Kekes, BA.


Melalui Musyawarah Daerah (Musda) Warga Dusmala pada bulan Februari 2001, telah dibentuk Pengurus Kerukunan Warga Dusmala masa bakti 2001-2006, dengan susunan pengurus :
 Penasehat              : - Pagoe Bangel, Drs. AD. Leiden, F. Iyun Kekes,

                                      BA, Apria Dansen, BA,  Drs F Sion Ibat, 
                                      Kasmody Leiyen, SH, dan Drs. Belman Nyangkal, MM.
Ketua Umum         : Drs. Ardiman W. Magan
Wakil Ketua I        : Drs. Risnadoni Bungken
Wakil Ketua II       : Is. Hendri Nahan
Wakil Ketua III      : Drs. Lelo L. Pera
Wakil Ketua IV      : Ir. Awat Praja Sinseng, MSi.
Wakil Ketua V        : Drs. Marnan Iban.
Sekretaris Umum  : dr. Don FD Leiden SpOG, MMR
Sekretaris I             : Fitroni Arsiano Putra, Shut.
Sekretaris II            : Drs. Aratuni D. Djaban, Shut.
Bendahara Umum : Drs. Meiliantoni
Bendahara I            : Harry Arayanto Kekes, SE.


Kepengurusan ini dilengkapi oleh 7 bidang dan 8 Tueh Bantai.
Setelah berakhirnya tugas sosial Pengurus Kerukunan Warga Dusmala Masa Bakti 2001-2006, diadakan Musda Warga Dusmala pada tanggal 20 Januari 2007. Musda tersebut berhasil menunjuk pengurus baru masa bakti 2007-2012. Kepengurusn baru ini menekankan 3 program prioritas meliputi pendidikan, kesehatan, dan sosial kemasyarakatan. Susunan pengurus masa bakti 2007-2012 adalah sebagai berikut :
Ketua Umum            : Marthin Ludjen
Wakil Ketua I            : Drs. F. Sion Ibat
Wakil Ketua II          : Prof. Kumpiady Widen, MA, MPh.D 
Wakil Ketua III         : dr. Marhaen Leiden, MSc.
Wakil Ketua IV          : Drs. Amulana A. Lingu, MSi.
Wakil Ketua V            : Drs. Waria Joni Sutrisno.
Sekretaris Umum     : Drs. Aratuni D. Djaban, Shut.
Sekretaris I                 : Fitroni Arsiano Putra, Shut.
Sekretaris II               : Ir. Tariano Buchar, MSi.
Bendahara Umum    : Harry Arayanto Kekes, SE.
Bendahara I               : Ny. Dra. Kerideni Areramon


Kepengurusan ini dilengkapi oleh 5 bidang dan 8 Tueh Bantai, dan 26 Bantai. Selanjutnya pada pengurusan ini juga menambah Bantai menjadi 28. “Terpilihnya pengurus baru ini juga melakukan perubahan kata Ma’anyan dengan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) menjadi Maanyan,” kata F. Iyun Kekes, BA. 


SEJARAH DUSMA/DUSMALA INI SEBELUMNYA TELAH DISUSUN OLEH PULAKSANAI TAKAM URIA NANYU LUDJEN, SEBAGAI WUJUD KEPEDULIAN TERHADAP ORGANISASI KERUKUNAN WARGA. SALAM.(tim)


#dusmala
Sangkay city

Senin, 21 Desember 2015

Tumet Leut Bahasa Pangunraun Suku Dayak Maanyan

AAA – Tumet Leut Suku Dayak Maanyan. Tumet leut menggunakan bahsa dayak maanyan dulu, yaitu bahsa pangunraun. Kemudian ini adalah artikel kedua tentang tumet leut, sudah saya katakan apa itu tumet leut dalam artikel sebelumnya (klik disini).
 

Berikut salat satu lirik tumet leut yang saya ketahui :

Erang hila aku manyiangan lengan, rueh makis kuai manatuien leut
Supan wae aku manyiangan lengan, sidap sarung kuai minutuien leut
Daya budu dintung aku ngandrei watang tenga, dilu nate kuai nunup pakun munuk

Daya puang uweng aku bagaguru nginung, Anuh naan kuki bagukawit ngapang
Daya mulur tuntut kawan kula hengau, muji hapinaku dapa kawan
Luwan ekah kene aku pundrik nelang iyeng, wuwar uyu nisi sirum lintu

Siang lengan aku lawu nyantabe’en, tatui leut kuai ngugur nyamangaten
Nyantabe’en ulun sa tumang anak matu, ngugur nyamangaten ulun juat pasunringan kihi
Nyantabe’en ma padu mamantiran, nyamangaten ulun umun kanang haji
Nyantabe’en ma padu rumung rama, nyamangaten ma ipah bawai wahai

Biar jatuh taun nanan taluk nansarunai, riwu wulan nului gumi ngamang talam
Biar haut ingamuku kala gunung kulun, inyanapeh alang watu inen
Ada wewung awe kawan sarunai ngamang talam liwat guru
Masih ngitung kuta maga, nyawu iwu tane janang
Ngitung liung kuta lingga nyabu abar nama
Magun ngitung liung pasanakan, lagi tatap nyawu iwu pihansuran
Biar sarunai galis ina eme angang, ngamang talam jarah maku lungkang
Sarunai galis tumu padang, ngamang talam di’it pujan panri
Biar sarunai galis rakit apui, ngamang talam jarah sia tutung
Biar sarunai galis jari danau, ngamang talam jarah janang luau
Uneng puting lutut amah jarang mula, bumang ratai bapang suga ire
Ekat teka yiru papisahan pangunraun jatuh, pihanrayan ngapet malem balah riwu
Usul asal pangukani maleh, tutur tunreng panguratus runsa
Usul asal kawan kakatuhen, tutur tunreng kajayaen
Babat liung pinggang samilakur ngakeh untun tuwing
Lagi usul asal kawan era janyawai, asal kawan tumet leut
Tarus ngalut ilai pangunraun rama, ngunau angkuh ngampet malem balah wahai
Usul asal tarung nasarita, mula paner jampa

Hampe tau ina enei erang tumpuk natat, ina uit ma gumi halaman
Wau pantaruan ma’anyan sarumpunan, pantahulan suku sarumayan
Pantaruan takam lagi mira basa, pantahulan takam isa tarung lengan
Biar sihalu erang tumpuk ulun lain, isingkahung iwu tane hapabukan
Amun nyanrengei andri panulingu, nyansiliken iwu lumping mayang
Yiru takam lagi batung mira putut, telang nyanselukan lawi
Yeru siri pangkan datu sameh teka nansarunai, palai miharaja teka gumi ngamang talam
Pantaruan jatang itawari, pantahulan wasi sihinra’an
Pantaruan lagi mira purun tunun, pantahulan masih kangkawitan langar
Ekat siang lengan teka aku nanyu budu dintung, manas leut kuai dilunate.


Pak Debuk 10 Maret 2010
Sember Web Sanggar KOMANDAN Tamiang Layang



#SC

Kamis, 17 Desember 2015

Silsilah Mantir Adat Dayak Maanyan Paju Epat

AAA – Dayak Maanyan Paju Epat adalah suku asli dari dayak maanyan tanpa terpengaruh oleh banjar, seperti Dayak Maanyan Paju Sapuluh dan Banua Lima sudah banyak di pengaruhi oleh Suku Banjar.
Dayak Maanyan Paju Epat terdiri dari 4 kampung leluhur yaitu Murutuwu, Siung, Telang dan Balawa.

SILSILAH MANTIR PAJU EPAT


Perpisahan atau berpencarnya 7 Uria ke berbagai daerah dengan membawa hukum adat yang telah di wariskan. Dengan Paju Epat yang di datangi oleh Uria Napulangit.
Berikut Silsilah mantir Adat Dayak Maanyan Paju Epat :


1.    Mantir Murutuwu


a.    Patis Manyung
b.    Patis Anum Riwut
c.    Patis Anum Rumai
d.    Patis Bane
e.    Patis Ganting

f.    Patis Enyet
g.    Patis Mega
h.    Patis Majarak
i.    Patis Akir
j.    Damang Agung
k.    Damang Rasan
l.    Damang Anum
m.    Datu Gaya
n.    Kakah Gaya
o.    Kakah Ganir
p.    Kakah Langan
q.    Kakah Ngana
r.    Kakah Juyang
s.    Tamanggung Tabas
t.    Pa Rimin
u.    Kakah Iwi
v.    Pa Ngana
w.    Pa Nyani


2.    Mantir Telang


a.    Petinggi Awang
b.    Petinggi Baris
c.    Singa Uda Busut (orang Kahayan)
d.    Petinggi Tabing Baya
e.    Petinggi Walek
f.    Damang Tangah
g.    Sinu Ganti
h.    Sinu Pati
i.    Mangku Jaya
j.    Suta Wana
k.    Suta Ono - cucu Suta Wana
l.    Raden Tuha
m.    Kyai Guntik
n.    Damang Gaman - anak Suta Ono?
o.    Biring tungkut (Kakah Durisah)
p.    Under Bahar
q.    Pa Bakir
r.    Paningsi Padangka

3.    Mantir Siong


a.    Singalanggawa
b.    Singa Jaya Mangku
c.    Gaguel Kaluwen
d.    Damang Tangah
e.    Damang Tagah
f.    Damang Garib
g.    Datu Kajut
h.    Kakah Kajut
i.    Wasa Gunting
j.    Jayang Panai
k.    Wasa Mega
l.    Damang Tupu
m.    Patis Maharaja
n.    Patis Sumpul
o.    Patis Ihau
p.    Patis Madini
q.    Hi Parung
r.    Pa Runsai
s.    Pa Rinrung
t.    Pa Basen
u.    Basen
v.    Inting
w.    Damang Limang Ube
x.    Damang Serep Juku

4.    Mantir Balawa


a.    Patis Mawuyung
b.    Patis Upus
c.    Patis Akir
d.    Patis Maruwei
e.    Patis Mega
f.    Patis Wani
g.    Patis Kadut
h.    Patis Jaya
i.    Rangga Nunuk
j.    Mangku Pati
k.    Suta Karana
l.    Jaksa Tuha
m.    Jaksa Ukau
n.    Jaksa Junjung
o.    Patinggi Sanga
p.    Patinggi Gatak
q.    Patinggi Rame
r.    Patinggi Kadungkunge
s.    Mangku kahing
t.    Karati Wanansana
u.    Suta Rukau
v.    Pa Rantang
w.    Kakah Subet
x.    Pa Halu


#the city of bbm

Rabu, 16 Desember 2015

Arti Kata Buntok Kota Batuah – Barito Selatan

AAA – Buntok adalah ibu kota dari kabupaten barito selatan, kalimantan tengah, dengan luas 8.830 km². Kabupaten ini juga memiliki semboyan yaitu “DAHANI DAHANAI TUNTUNG TULUS“ yang artinya “SELAMAT SENTOSA ADIL DAN MAKMUR SAMPAI SELAMA-LAMANYA”.

Pada tahun 1992 Bupati Barito Selatan dengan SK 118 menetapkan arti dari kata BUNTOK yaitu :
-    B : Bersih
-    U : Unik
-    N : Nyaman
-    T : Tertib
-    O : Optimis
-    K : Kompak

Pada tahun 2004 Bupati Barito Selatan dengan SK 217 menetapkan pembaharuan dari kata BUNTOK menjadi “BUNTOK KOTA BATUAH” yang berarti KEBERUNTUNGAN. Berikut arti dari kata BATUAH dari kata “BUNTOK KOTA BATUAH” :


-    B : Bersih, yang bermakna nya setiap tempat dari kota Buntok harus selalu rapi, bersih dilihat dari mental spiritual dan fisik lingkungan masyarakat.
-    A : Aman, yang bermakana makna bahwa setiap anggota masyarakat ibukota Buntok dalam suasana Tenang, Damai, dan Tentram, tidak ada gangguan baik dari dalam maupun dari luar lingkungan masyarakat.
-    T : Tertib, yang bermakna bahwa segala sesuatu dapat berjalan dengan lancar, taat dan patuh terdapat ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan menjunjung tinggi norma adat istiadat, norma susila dan norma lain yang berlaku baik dan tumbuh dari kehidupan masyarakat.
-    U : Unik, yang bermakana bahwa setiap tempat dalam wilayah Kabupaten Barito Selatan ditata dengan apik dan asri sesuai dengan kondisi setempat yaitu memanfaatkan anugrah Tuhan Yang Maha Esa dengan mengikuti kemajuan teknologi modern dan unsur dari luar yang positif. Perpaduan alam tradisional dengan naturalis dengan kemajuan teknologi menjadikan lingkungan yang unik serta mempunyai kekhususan yang menarik.
-    A : Asri, yang bermakana bahwa setiap anggota masyarakat merasa sejuk, teduh dan nyaman didalam tata kehidupan masyarakat dan harmonis dengan lingkungan disekitarnya.
-    H : Harmonis, yang bermakana bahwa diharapkan anggota masyarakat merasa damai, tentram, dan nyaman dalam suasana yang harmonis baik dengan sesama anggota masyarakat maupun dengan lingkungan sehingga dapat berpartisifasi dalam pembangunan.

Demikian arti dari Kota Batuah yang menyebut kota Buntok, Barito Selatan

#sangkay city
#trip

Kamis, 10 Desember 2015

Jembatan Kalahien di Kabupaten Barito Selatan

AAA – Jembatan Kalahien adalah sebuah Jembatan yang ada di Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah, Jembatan ini melintasi Sungai Barito atau Sungai Dusun. Tepatnya di desa kalahien, Kecamatan Dusun Selatan, yang kemudian jembatan ini di beri nama jembatan kalahien.
Jembatan yang panjang nya mencapai 620 Meter dan Lebar 9 Meter ini di bangun pada tahun 1998, tetapi di bangun secara intensif pada tahun 2007 sampai 2010 dengan biaya mencapai Rp. 189 milyar ini kemudian di resmikan oleh Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang pada hari kamis, 25 November 2010. Jembatan ini juga merupakan Jembatan Terpanjang ke - 2 di Provinsi Kalimatan Tengah.

Baca juga artikel Jembatan Kahayan di Kota Palangkaraya dan Jembatan Tumbang Nusa Pualang Pisau.

Jembatan kalahien juga menjadi penghubung antara kabupaten yang ada di daerah Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Barito seperti Kab. Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, dan juga Murung Raya, serta Provinsi Kalimantan Selatan dengan Kota palangkaraya, yang juga melewati bagian timur kabupaten Kapuas dan pulang pisau.

Jembatan ini berwarna abu – abu dan jika di lihat dari bawah pada saat musim kemarau akan terlihat seperti pelangi yang melengkung indah. Jembatan ini juga di jadikan para pemuda untuk bersantai, sambil melihat tongkang membawa batu bara lewat. Banyak penjual pentol, bakso dan nasi ayam yang berjualan di atas jembatan, karena jembatan ini cukup lebar jadi tidak mengganggu perjalanan bagi yang melintas. Jembatan ini juga pernah di tabrak tongkang pengangkut batu bara dan mengakibatkan bergesernya 5 – 8 cm plat besi Jembatan.

Bagi saya yang sering berpergian dari Kab. Bar – Tim ke kota Palangka Raya, saya selalu sempatkan diri untuk singgah di atas Jembatan Kalahien, hanya sekedar istirahat dan bersantai atau foto – foto. Karena waktu perjalanan dari kota Tamiang Layang ke Jembatan Kalahien memerlukan waktu 2 jam, dan terus ke kota Palangkaraya memakan waktu 4 jam, jadi total waktu tempuh Tamiang Layang – Palangkaraya adalah 6 jam. Maka Jembatan Kalahien adalah salah satu tempat favorit atau wajib saya singgahi.

#sangkay city

Senin, 07 Desember 2015

Tentang Buah Cempedak (Nanakan/Tiwadak)

AAA – Cempedak adalah buah yang mirip dengan buah nangka, tapi beda. Buah ini banyak di temukan di pulau kalimantan dengan sebutan Tiwadak (banjar), Nanakan (dayak maanyan). Cempedak adalah tanaman buah-buahan dari famili Moraceae. Bentuk buah, rasa dan keharumannya seperti nangka, meski aromanya kerap kali menusuk kuat mirip buah durian (wikipedia).
 Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, dan menyebar luas mulai dari wilayah Tenasserim di Burma, Semenanjung Malaya termasuk Thailand, dan sebagian Kepulauan Nusantara: Sumatra, Borneo, Sulawesi, Maluku hingga ke Papua. Juga banyak didapati di Jawa bagian barat (wikipedia).

Buah cempedak merupakan buah musiman, jadi bila di jual harganya berkisar 2 ribu / kg sampai 15 ribu / kg, perbedaan harga tersebut dikarenakan jika pada musim nya buah ini banyak atau melimpah hargga buah ini turun, sebaliknya jika pada musim tertentu buah ini tudak banyak atau tudak melimpah harga nya bisa naik sampai 15 ribu / kg.

Di Kalimantan buah ini bayak di temukan di seputaran barito, orang dayak maanyan barito sering menyebut dengan nama “nanakan” dan jika buah tersebut masih muda bisa di sebut “rereh”, sedangkan orang banjar menyebut “tiwadak”. Hampir dari semua bagian dari buah cempedak dapat di konsumsi mulai dari biji, kulit dan tentu saja buah nya yang ada di dalam, kecuali kulit bagian luarnya.

Berikut beberapa Tahap dan kegunaan dari buah cempedak :

1.    Pada Saat buah Masih Muda
Masih muda yang saya maksud adalah ketika buah cempedak masih berumur muda dan baru mengeluarkan biji, pada saat ini buah tersebut bisa di konsumsi dengan cara di potong seperti roda dan di goreng. Dalam bahasa dayak maanyan di sebut rereh.
2.    Pada Saat Buah Masak.
-    Jika sudah masak anda bisa memakan nya lansung dengan cara membuka dulu kulit luar nya.
-    Biji dari buah Cempedak dapat di makan dengan di rebus terlebih dahulu, dan rasanya gurih.
-    Buah dan biji nya juga bisa di konsumsi dengan campuran tepung dan di goreng, (orang kalimantan menyebutnya gaguduh)
-    Kulit bagian dalam dapat di makan, cara mengolahnya dengan mengupas kulit bagian luar nya, sampai berwarna putih kemudian di goreng sampai warna kecoklatan. (orang banjar biasa menyebutnya dengan nama Mandai, dan orang dayak maanyan menyebutnya dengan nama Papai).
-    Kegunaan lain nya adalah bisa di buat menjadi rimpi (dayak maanyan). Dengan cara mengupas buah dari biji nya kemudian di jemur di bawah matahari sampai kering.
-    Dan juga bayak kegunaan lainya yang tidak bisa saya jelaskan satu per satu.
Buah cempedak bisa di jadikan lahan bisnis yang menguntungkan, mengingat tidak banyak masyarakat yang berkebun cempedak secara lansung, kebanyakan masyarakat menanam cempedak hanya sebagai pelangkap tanaman tanaman lain. Bahkan buah ini banyak di tanam di pekarangan rumah. Semoga para pemuda dapat berpikir kreatif dan mau memulai berbisnis buah cempedak, karena menurut saya jika ingin kaya itu harus jadi pengusaha.

#Nanakan
#the city of bbm