Kamis, 30 Juni 2016

Objek Wisata Danau Kereng Bangkirai di Palangka Raya

AAA – Kota Cantik Palangka Raya mempunyai pesona alam yang sangat indah. Dalam artikel kali ini sangkay city blog’s akan memperkenalkan objek wisata alam terbuka yang ada di kereng bangkirai kota palangka raya. 
“Dermaga LLASD Kereng Bangkirai” begitulah yang tertulis di plang pintu gerbang jika anda memasuki objek wisata ini, tapi di sini kami menamai wisata ini sebagai “Objek Wisata Danau Kereng Bangkirai”. Karena di sini terdapat danau yang jika pada musim penghujan, airnya setinggi pepohonan sehingga membuat danau kereng bangkirai terlihat luas. Sebenarnya danau ini adalah sebuah sungai, yaitu sungai sebangau, tapi memiliki arus yang kecil dan tenang. Anda akan mengetahui arus sungai nya jika anda datang pada saat musim kemarau atau saat air surut.

Dermaga Kereng Bangkirai memang sudah lama ada dan memiliki sejarahnya sendiri, tapi sejak ditata kembali oleh pemerintah kota, baru tempat ini dijadikan sebagai objek wisata.

Baca Juga : Jembatan Kahayan di Kota Palangka Raya
Baca Juga : Lukisan Dayak di Bawah Jembatan Kahayan

Di dermaga kereng bangkirai ini terdapa tribun serta bangunan tua yang sudah tidak terurus, yang dulunya digunakan sebagai ajang Kejuraan Nasional Dayung, tapi sekarang sudah tidak dipakai lagi. Di sini juga telah dibuatkan pondok-pondok kecil di atas danau, yang dapat digunakan untuk bersantai sambil menikmati panorama alam, serta hembusan angin yang sepoi-sepoy seperti terasa di pantai.

Berjarak hanya sekitar 12 KM dari pusat Kota Palangka Raya dan dapat di tempuh sekitar 20 Menit. Untuk masuk ke objek wisata ini, anda tidak perlu mengeluarkan biaya atau gratis untuk semua kalangan, hanya membayar biaya parkir sebesar 2 Ribu untuk kendaraan roda 2.

Wisata Alam Terbuka merupakan tempat yang paling diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Tempat ini sangat cocok untuk anda yang suka memotret panorama alam ataupun selfie bersama teman-teman, keluarga, dan juga pacar. Waktu yang cocok datang ke tempat ini adalah sore hari dari jam 3 sampai jam 6 sore, karena anda dapat melihat matahari tenggelam yang sangat indah. Di dermaga ini anda juga bisa mandi dan berenang dan air nya sangat bersih.

Selain sebagai tempat wisata, danau ini juga dipakai oleh penduduk sebagai tempat mandi, mencari ikan dan tambak budidaya ikan air tawar.
Terima Kasih atas kunjungan nya!

Baca juga : Objek Wisata Pesona Alam Lestari (PAL) di Kereng Bangkirai, Palangkaraya

Refrensi :     

http://kaslans-store.blogspot.co.id    
http://yandisangdebu.blogspot.co.id
https://jalanjalanterus.me

Rabu, 29 Juni 2016

Arti Lambang Kabupaten Kotabaru

AAA – Selamat datang di Sangkay City Blog’s. Dalam Tulisan kali ini saya akan membahas tentang Lambang Kabupaten Kotabaru.
Kabupaten Kotabaru adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Kotabaru. Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten pertama dalam provinsi Kalimantan dahulu. Dan pada masa Hindia Belanda merupakan Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe dengan ibukota Kota Baru. Motto daerah ini adalah "Sa-ijaan" (bahasa Banjar) yang memiliki arti : Semufakat, satu hati dan se-iya sekata.

Berikut Arti logo Kabupaten Kota Baru :
1.    Lambang daerah berbentuk perisai segi lima, melambangkan ketuhanan dan pertahanan rakyat.
2.    Lima buah sudut pada perisai melambangkan kelima sila dari pancasila.
3.    Sisi atas berbentuk busur, gambaran dinamika dan stamina rakyat.
4.    Sisi samping berbentuk tegak lurus, menggambarkan sifat gotong royong, kejujuran dan keadilan.
5.    Sisi bawah perisai berbentuk lancip, menggambarkan suatu tujuan untuk membina masyarakat adil dan makmur.
6.    Garis tebal berwarna kuning emas pada sisi dalam sekeliling perisai, melambangkan persatuan rakyat.
7.    Dasar perisai berwarna merah, menggambarkan sifat keberanian.
8.    Garis kuning tebal yang membagi dua lukisan bagian atas dan bawah, menggambarkan bidang agraris pertanian (padi).
9.    Ikan todak, menggambarkan hasil tradisianal dari sektor perikanan kelautan.
10.    Lautan denga garis gelombang, menggambarkan panorama alam dan gelora semangat rakyat.

Kabupaten Kotabaru memiliki sekitar 110 pulau kecil, 31 di antaranya belum bernama. Kecamatan Kelumpang Tengah memiliki 21 pulau kecil, Kecamatan Pulau Sebuku memiliki 10 pulau kecil, Kecamatan Pulau Laut Selatan memiliki 23 pulau kecil dan lain-lain.

Lagu daerah dari kabupaten Kotabaru adalah Paris Barantai, Kotabaru Gunungnya Bamega. Upacara adat di Kabupaten Kota Baru antara lain Pawanangan, upacara suku Dayak Dusun di Sungai Durian, Kotabaru. Papande Wanua/Papande Sasi, upacara suku Mandar di pulau Kerayaan. Leut, upacara suku Bajau di Pulau Laut Utara, Kotabaru
Itulah pengertian Lambang beserta tambahan informasi mengenai Kab. Kotabaru, Kalsel.

Sabtu, 25 Juni 2016

Objek Wisata Gua Liang Ayah di Kabupaten Barito Timur

AAA – di Desa Batu Sahur terdapat sebuah objek wisata yang bernama Liang ayah. Objek wisata ini berada di kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.

Liang Ayah adalah sebuah Liang Batu yang membentuk gua. Objek wisata ini masih belum terlalu di ketahui oleh masyarakat khusus nya Kabupaten Barito Timur.

Sejarahnya atau mitos nya Liang ayah ini bersasal dari cerita rakyat Dayak Maanyan dan Dayak Lawangan, di ceriakan bahwa pada saat itu sebelum ada nya liang ayah, dulu masyarakat melakukan pengobatan wadian, kemudian salah seorang pemuda malakukan hal-hal yang aneh yaitu memukul gendang dengan tangan binatang hasil buruan nya, kemudian hujan tiba - tiba turun di sertai dengan Guntur yang menggelegar, datang lah sesosok Nayubutituru. Nayubutituru sangat marah atas perlakuan dan sifat yang dimiliki oleh pemuda tersebut akhirnya, semua yang ada di Balai tersebut menjadi batu di antara nya Kangkanung, Gendang, Guci, dan alat-alat yang ada di dalam Balai tersebut termasuk Wara (dukun), dan Balai tersebut semua menjadi batu termasuk orang-orang yang ada di dalam ya. Yang kemudian menjadi Liang Ayah. Baca selengkapnya klik (disini)

Objek wisata Goa Liang Ayah sering di kunjungi wisatawan – wisatawan lokal pada sat liburan sekolah, hari - hari besar. Banyak para anak muda yang sering datang ke sini. Objek wisata ini menyimpan panorama alam yang masih asri dan akan terus berkembang, tapi sayang nya hingga kini masih belum didukung dengan infrastruktur yang memadai. Untuk masuk ke liang ayah ini anda harus berjalan kaki, karena kendaraan roda dua tidak bisa masuk denga jalan yang tidak memadai, jadi kendaraan harus di titipkan ke warga di desa batu sahur.

Baca juga : Daftar Objek Wisata di Kabupaten Barito Timur

Itulah sedikit informasi tentang wisata – wisata di barito timur. Harapan dengan dibuatkan artikel ini Pemerintah segara membuat imfrastruktur di kawasan Liang ayah dan memperbaiki jalur transportasi menuju desa batu sahur, Kec. Dusun Tengah.

Kamis, 23 Juni 2016

Sejarah Ipu Mea & Makam Mariang Janggut

AAA – Slamat datang di sangkay city. Blog yang bertemakan tentang perjalanan di tanah dayak. Di artikel ini akan membahas tentang Sejarah Ipu Mea & Makam Mariang Janggut.

Desa ipu mea adalah desa yang berda di kec. Karusen Janang, Kab. Barito Timur, Prov. Kalimantan Tengah. Di desa ini memiliki situs sejarah, berupa Makam Mariang Jangut atau lebih dikenal sebagai Jangut Maring.

Datu mariang Jangut adahal orang yang bersal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan, tepatnya dari Batu Nyiwuh, secara silsilah Datuk Mariang Janggut ini bersodara kandung dengan Nyai Balau dan Ujau, mereka ada lima bersodara;  empat orang perempuan dan yang laki-laki hanya Mariang Janggut ini. Nama asli Datu Mariang Janggut adalah BARAGAS.

Datu Mariang Janggut ini awalnya hendak pergi “Mengayau” atau mencari kepala di daerah Barito Timur ini sebagai syarat acara Tiwah. Entah kenapa ketika sampai di daerah Ipu Mea ia malah jatuh hati dengan seorang wanita Dayak Maanyan bernama BARUGUS

Ceritanya akan sangat panjang jika admin ceritakan disini, maka admin telah membuatkan artikel khusus tentang Sejarah Datu Jangut Mariang (Klik di sini)

Makam Jangut Mariang kini telah menjadi objek wisata ziarah yang ada di barito timur, anda bisa mengunjungi tempat secara bebas dan kapanpun. Selain itu di barito Timur juga ada Makam Suta Onu di Telang Siong dan Makam Putri Mayang sari di Jaar, dan semuanya telah dijadikan sebagai objek wisata oleh pemerintan.

Kembali ke sejarah Ipu Mea, Aslinya nama kampung Ipu Mea adalah TUDEKAT, suatu ketika, ipar Mariang Janggut bernama KAUT datang dari daerah Kahayan berkunjung kedaerah ini. Kaut ini salah satu orang yang sangat berilmu juga, beliau memiliki senjata berupa tiga buah anak sumpit yang beracun. Jadi apabila, dia menyumpitkan anak sumpitnya melewati bumbungan rumah, maka siapapun yang ada didalam rumah itu akan mati seketika. Setelah sekian lama, Kaut ini kembali pulang ke Kahayan di daerah Mungku Baru dan meninggalkan tiga pusaka anak sumpit tadi didesa ini. Namun banyak orang yang tidak tahan dengan pusaka tersebut, sebab banyak yang muntah darah.

Lalu dilakukanlah prosesi belian, ternyata pusaka ini meminta makanan berupa darah manusia. Oleh karena itu diputuskan untuk menguburkan tiga anak sumpit ini disuatu daerah – dan dahulu sekitar 10 depa persegi tempat ini tidak bisa tumbuh rumput karena pengaruh racunnya, dan dahulu barang siapa berani melangkahi tempat ini akan langsung muntah darah. 

Namun setelah sekian ratus tahun nampaknya pengaruhnya sudah tidak ada lagi. Dan uniknya damek ini jika ditembaki ia akan kembali secara ghaib. Oleh karena itulah daerah ini dikenal dengan nama IPU MEA. Ipu dalam bahasa Kahayan berarti beracun dan Mea dalam bahasa Maanyan artinya Merah, jadi artinya Ipu Mea adalah Racun Merah.

Baca juga : Suta Ono - Tamak Mas di Telang Siong

Sejarah desa Ipu Mea di atas di tuturkan oleh salah satu keturunan ke-9 datu Mariang Jangut, Yaitu Bapak Hara Kepada Folks Of Dayak (FOD) dalam explore dayak di kabupaten Barito Timur.

Sumber : Folksofdayak.wordpress.com

Rabu, 22 Juni 2016

Arti Lambang Kabupaten Hulu Sungai Utara

AAA – Kabupaten Hulu Sungai Utara merupakan salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan, dengan Ibukota kabupaten ini terletak di Amuntai.
Berikut arti logo Kabupaten Hulu Sungai Utara :
A.    Sebuah perisai berbentuk gothic yang melambangkan benteng pertahanan lahir dan pertahanan bathin.
B.    Didalam perisai terdapat lukisan-lukisan :

Kubah, melambangkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kesucian hati untuk melaksanakan segala Perintah-Nya dan Larangan-Nya.

Mihrab, melambangkan kepemimpinan yang jujur dan berwibawa, ketaatan kepada pemimpin yang benar dan ketabahan dalam menghadapi segala kesulitan.

Haur Kuning Tujuh Belas Ruas, merupakan angka keramat berbentuk huruf “U” melambangkan :
U = Utara berarti Hulu Sungai Utara
U = Ulet berarti Tidak pernah putus asa
U = Unggul berarti jaya
U = Mengenangkan para leluhur dan sejarah Hulu Sungai Utara dengan kepurbakalaan Candi Agung, Putri Junjung Buih dan Lambung Mangkurat sebagai cikal bakalnya.

Daun dan Bunga Teratai, melambangkan Hulu Sungai Utara sebagai daerah rawa yang dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Juga saat terbentuknya Kabupaten Hulu Sungai Utara (1 Helai Daun Teratai, 5 Kelopak Bunga, 5 Helai Kelopak Bunga Bagian Bawah, 2 Helai Mahkota Bunga Bagian Atas) sehingga terbentuk angka 1-5-52 ( 1 Mei 1952) hari jadi Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Kapas dan Padi, melambangkan tujuan untuk kemakmuran sandang dan pangan.
Buah Karet dan Daun Karet, melambangkan penghasilan pokok rakyat daerah Hulu Sungai Utara.

Padi, Kapas, dan Buah / Daun Karet, melambangkan bahwa Hulu Sungai Utara adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ( 17 biji buah padi, 8 kuntum bunga kapas, 4 biji buah karet, 5 helai daun karet) memberikan makna 17 – 8 – 45.

Piala, melambangkan Sungai Tabalong dan Sungai Balangan yang bertemu menjadi Sungai Negara yang menuju laut lepas, yang bergelombang lima, berarti Pancasila yang merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia umumnya dan masyarakat Hulu Sungai Utara pada khususnya.

Kesetiaan terhadap cita-cita yang benar.
Keunggulanyang dicapai berkat keuletan dalam usaha.
Bidang Hijau Mendatar, melambangkan kesuburan.
Tepi Keliling (Dalam) Warna Kuning Emas, melambangkan kemuliaan.
Tepi Keliling (Luar) Warna Hitam, melambangkan keteguhan tekad dan kepercayaan
terhadappribadi sendiri.

Motto Lambang Bertuliskan “AGUNG” melambangkan :
Agung : Adalah lambang kata-kata kebenaran yang mengandung nilai pendidikan,
keluhuran budi, dan cita-cita rakyat Hulu Sungai Utara.
Agung : Adalah kewibawaan dan keluwesan pemerintah mengemban amanah rakyat.
Agung : Adalah besar dan berwibawa serta disegani.
Agung : Adalah kesetiaan, ketaatan, kepatuhan (loyalitas) kepada pemerintah.
Agung : Dalam bahasa daerah merupakan alat musik tradisional untuk menggerakan masyarakat secara gotong royong untuk mengabdi dan berbakti kepada kepentingan bangsa, negara dan agama.

AGUNG mengandung makna dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kewibawaan dan keluwesan pemerintah untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur, sejahtera lahir dan bathin berdasarkan musawarah dan mufakat yang dijiwai oleh semangat proklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945 dengan berpijak diatas landasan Pancasila.

Akronim kata AGUNG semakin berkembang pada saat pelaksanaan pembangunan yang dapat diartikan.
A : Aman dalam situasi.
G : Gagah dalam melaksanakan pembangunan.
UNG : UNGgul dalam meraih prestasi.

Di kabupaten ini terkenal dengan fauna khasnya, yaitu Itik Mamar atau itik Alabio dan kerbau rawa (Latin: Bubalus bubalis) di kecamatan Danau Panggang dan kecamatan Paminggir.

Selasa, 21 Juni 2016

Semboyan dan Artinya di tiap Kabupaten di Kalimantan Barat

AAA – Kalimantan Barat adalah sebuah Provinsi yang ada di pulau Kalimantan, Ibu kota nya adalah Pontianak.

Daerah Kalimantan barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi “seribu sungai” sama halnya dengan provinsi kalimantan selatan. Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari.

Semboyan adalah perkataan atau kalimat pendek yang dipakai sebagai dasar tuntunan ( pegangan hidup ); inti sari suatu usaha dsb ( KBBI ). Seperti yang kita tau Indonesia memiliki semboyan yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya “Walaupun Berbeda tetapi Tetap satu”. Tiap – tiap provinsi memiliki semboyan nya masing masing seperti provinsi yang akan di bahas kali ini, yaitu Provinsi Kalimantan Barat dangan Motto “Akcaya” yang artinya “Tak Kunjung Binasa”.

Baca juga : Semboyan dan Artinya di tiap Kabupaten di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara

Provinsi Kalimantan Barat memiliki 12 Kabupaten dan 2 Kota. Tiap Kabupaten memiliki semboyan nya masing masing, dan memiliki arti yang berbeda.

Berikut daftar semboyan – semboyan tiap kabupaten di provinsi kalimantan tengah beserta artinya :
-    Kab. Bengkayang, Semboyan “Adil Ka' Talino” artinya (Adil Kesesama)
-    Kab. Kapuas Hulu, Semboyan “Bumi Uncak Kapuas”
-    Kab. Kayong Utara
-    Kab. Katapang
-    Kab. Kubu Raya
-    Kab. Landak, Semboyan “Masyarakat Bersatu Landak Maju”   
-    Kab. Melawi
-    Kab. Mempawah
-    Kab. Sambas, Semboyan “Sambas Terigas”
-    Kab. Sangau, Semboyan “Sangau Permai”
-    Kab. Sekadau
-    Kab. Sintang
-    Kota Pontianak, Semboyan "Bersinar"
-    Kota Singkawang, Semboyan “Bersatu Untuk Maju, Singkawang Berkualitas”

Itulah Motto, Semboyan atau Slogan tiap-tiap kabupaten yang ada di Prov. Kal – Bar.

Baca juga : Semboyan dan Artinya dari tiap Kabupaten di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan

Maaf Jika terdapat kekurangan dalam artikel ini, mohon koreksi, kritik dan saran nya. Terima Kasih.

Minggu, 19 Juni 2016

Ipu Mea & Sejarah Datu Jangut Mariang

AAA – Salam jurnalis, slamat datang di sangkay city. Dalam tulisan ini kami akan membahas tentang desa Ipu Mea dan Sejarah Datu Mariang Jangut.

Seerti yang kita tau, Desa Ipu Mea memiliki situs sejarah berupa makam Jangut Mariang. Mariang Janggut adalah seorang Dayak dari DAS Kahayan tepatnya dari Batu Nyiwuh, secara silsilah Datuk Mariang Janggut ini bersodara kandung dengan Nyai Balau dan Ujau, mereka ada lima bersodara;  empat orang perempuan dan yang laki-laki hanya Mariang Janggut ini. Nama asli Datu Mariang Janggut adalah BARAGAS.

 
Desa Ipu Mea adalah desa yang ada di kecamatan karusen janang, kab. Barito timur, kalteng. Desa ini juga menggunakan bahasa dayak biaju (ngaju) sebagai bahasa kesehariannya, hal ini dikarenakan datu mariang jangut bersal dari Daerah Aliran Sungai Kahayan. Selain itu mereka juga fasih berbahasa dayak maanyan.

Menurut kisah :

Datu Mariang Janggut ini awalnya hendak pergi “Mengayau” atau mencari kepala di daerah Barito Timur ini sebagai syarat acara Tiwah. Entah kenapa ketika sampai di daerah ini ia malah jatuh hati dengan seorang wanita Dayak Maanyan bernama BARUGUS

Singkat cerita mereka kemudian membina kehidupan berumah tangga. Awalnya mereka tinggal di daerah antara Balawa dan Dayu – namun kata Mariang Janggut kepada isterinya ini “Kalau kita tinggal disini, tidak bisa hidup kita karena tanahnya ini kering, mari kita cari tanah sawah” maka Datuk Mariang Janggut memulai perjalanan dengan meminta petunjuk melalui perantara seeokor ayam, pertama kalinya mereka menyusuri sungai bangkuang, kemudian ayam itu berkokok ke arah hulu, kemudian mereka pergi ke arah sungai paku, sesampainya di sungai paku ayam itu berkokok lagi menunjuk arah Ipu Mea ini, disitulah mereka kemudian tinggal.

Suatu ketika saat Datuk Mariang Janggut pergi mencari ikan di daerah Tumbang Paku, sekolompok pasukankan kayau berjumlah 100 orang menyerang kampung Ipu Mea. Saat itu isteri Datu Mariang Janggut sedang berbadan dua sedangkan anak tertuanya masih balita, maka terjadilah peperangan epic seorang ibu yang membela anaknya melawan 100an pasukan kayau, sambil menggendong anaknya yang masih kecil. Ketika Datu Mariang Janggu tiba di Ipu Mea, dia terheran melihat banyaknya korban yang berjatuhan. Ia bertanya kepada istrinya “kenapa begini?”, lalu kata isterinya “tadi kayau menyerang, waktu aku sedang memasak”. Tempat kejadian ini berada di bagian hilir kampung ini yang disebut dengan AMUK

Kemudian Datu Mariang Janggut melakukan pembalasan, ia berangkat seorang diri menyerang kampung kayau bernama LEWU TUNGKA yang telah menyerang isterinya tadi, kampung kayau ini dipimpin oleh seorang panglima bernama RAJA BERUK. Katanya kepada penduduk kayau dikampung itu “eweh ketun je dia mamut, taguh dia usah muhun” artinya “siapa diantara kalian yang tidak pemberani dan sakti tidak usah turun”, tiga kali ia memberi peringatan, ternyata satu kampung itu turun semua menyerang Datu Mariang Janggut dan dengan luar biasanya Datu Mariang Janggut berhasil mengalahkan mereka seorang diri. Siapapun yang turun menyerang dia, semua berhasil dikalahkannya sebagian penduduk TUNGKA ini kemudian melarikan diri kadaerah KANDUI Kemudian Datu Mariang Janggut menebang sebuah kayu besar, lalu menyusun kepala musuh yang dipenggalnya tadi dari bagian bawahnya sampai ke pucuk pohon tersebut termasuk panglimanya RAJA BERUK tadi.

Menariknya di kampung Ipu Mea ini dahulu tidak bisa memelihara kambing dan burung dara, sebab jikapun dipaksa maka kambing tadi akan mati dan apabila dikampung ini keturuan Datu Mariang Janggut saling bertengkar, selalu akan terjadi kilat petir.

Pernah salah satu kelompok agama tertentu mendesak untuk membongkar makam Datu Mariang Janggut ini karena dianggap sebagai berhala sedang mereka melakukan peribadatan tiba-tiba petir menyambar tempat mereka tersebut. Saat itu wahli waris Datu Mariang Janggut Bapa Hara membela tempat ini jika kalian membongkar makam ini langkahi dulu mayat kami.

Ketika prosesi IJAMBE (Ijame) Datu Mariang Janggut dan Isterinya, waktu tulang belulang mereka diibakar entah kenapa tengkorak kepala mereka selalu melompat keluar dari api, lalu dimasukan kembali namun anehnya selalu saja tengkorak kepala mereka ini melompat keluar sebanyak enam kali. Pada saat yang ketujuh kali dimasukan kedalam api, tengkorak kepala mereka secara gaib menghilang dan tiba-tiba sudah ada dibalai IJAMBE. Lalu para belian yang memimpin prosesi IJAMBE mengalami kesurupan. Mereka mengatakan bahwa tengkorak kepala ini tidak bisa dibakar dan harus dibawa kembali ke kampung Ipu Mea dan dibangun suatu balai khusus. Setiap tahun tengkorak ini diberi makan. Setelah beberapa tahun kemudian, tumbuhlah sehelai janggut warna merah di tengkorak Datu Mariang Janggut. Itulah mengapa dia disebut Mariang Janggut (Janggut Merah). Namun sayang sekali ada saja tangan jahil yang mencuri janggut merah dari Datu Mariang Janggut ini, dan menurut penuturan warga, orang yang mencuri helaian janggut ini terkena sambar petir.

Begitulah Sejarah tentang Datu Mariang Jangut di Desa Ipu Mea, Bartim. Cerita di atas di ceritakan oleh Bapak Hara yang barasal dari Ipu Mea, Salah satu keturuna ke-9 Datu Mariang Janggut.

 Untunya saat ini, Makam Tempat datu Maring Jangut ini telah dijadikan sebagi objek wisata oleh pemerintah, Makam ini sekarang di jadikan tempat ziarah, selain itu ada juga yang melakukan hajat.

Baca Juga : Sejarah Ipu Mea dan Makam Maring Jangut

Itulah artkel tentang Ipu Mea & Sejarah Datu Jangut Mariang Leluhur Dayak Ngaju Di Daerah Barito.

Sumber : Folksofdayak.wordpress.com

Jumat, 17 Juni 2016

Semboyan dan Artinya tiap Kabupaten di Kalimantan Selatan

AAA – Kalimantan Selatan atau Kalsel adalah Provinsi terkecil di Kalimantan, mayoritas masyarakat kalsel menggunakan bahasa banjar. Dalam artikel ini saya akan menulis tentang motto atau semboyan di tiap – tiap kabupaten yang ada di kalsel.
Semboyan adalah perkataan atau kalimat pendek yang dipakai sebagai dasar tuntunan (pegangan hidup); inti sari suatu usaha dsb (menurut KBBI). Setiap Kabupaten dan kota selalu memiliki semboyan nya sendiri, bahasa yang digunakan biasanya menggunakan bahasa Sanskerta atau Bahasa Daerah nya masing masing, setiap semboyan memiliki makna dan arti yang berbeda, serta memberikan sebuah ciri khas pada daerah tersebut. Seperti Indonesia yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya (Walaupun Berbeda-beda tepap tetap satu).

Kalimantan Selatan sendiri memiliki semboyan yaitu “Wadja Sampai Kaputing” (Bahasa Banjar), yang artinya "Tetap bersemangat dan kuat seperti baja dari awal sampai akhir". Provinsi Kalimantan Selatan memiliki 11 Kabupaten dan 2 Kota. Memiliki semboyan yang semuanya menggunakan bahasa banjar.

Berikut daftar semboyan – semboyan tiap kabupaten di provinsi kalimantan selatan beserta artinya :
-    Kab. Balangan, Semboyan “Sanggam” atau "Sanggup Bagawi Gasan Masyarakat" yang berarti (Kesanggupan melaksanakan pekerjaan (pembangunan) yang didasari oleh     keikhlasan untuk masyarakat)
-    Kab. Banjar, Semboyan “Barakat” atau “Baiman Bauntung Batuah”
-    Kab. Barito Kuala, Semboyan “Selidah”
-    Kab. Hulu Sungai Selatan, Semboyan “Rakat Mufakat”
-    Kab. Hulu Sungai Tengah, Semboyan “Murakata” (Singkatan dari kata Mufakat, Rakat, dan Seiya-sekata)
-    Kab. Hulu Sungai Utara, Semboyan “Agung”
-    Kab. Kotabaru, Semboyan “Sa-ijaan” (Semufakat, satu hati dan se-iya sekata)
-    Kab. Tabalong, Semboyan “Saraba Kawa” (Serba Sanggup)
-    Kab. Tanah Bumbu, Semboyan “Bersujud”
-    Kab. Tanah Laut, Semboyan “Tuntung Pandang”
-    Kab. Tapin, Semboyan ”Barelok” (Negeri yang Indah)
-    Kota Banjarbaru, Semboyan “Gawi Sabarataan” (Bekerja Semua)
-    Kota Banjarmasin, Semboyan “Kayuh Baimbai” (Mendayung Bersama-sama)

Itulah Semboyan daerah di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesa. Demikian artikel ini saya publish semoga bermampaat bagi semua yang membutuhkan informasi ini. Trima kasih telah berkunjung

Baca Juga : Semboyan dan Artinya tiap Kabupaten di Kalimantan Tengah

Kamis, 16 Juni 2016

Susunan Masyarakat Agama Dalam Masyarakat Dayak Maanyan

AAA – Sangkay city. Bicara tentang dayak sepertinya tak akan pernah habis, saya sebagai penulis artikel di sini juga masih perlu belajar banyak., tapi pada kesempatan kali ini, dalam artikel ini saya akan berbicara tentang Balian atau Wadian. Selamat membaca !
Susunan Masyarakat Agama Dalam Masyarakat Dayak Maanyan :

1.    Wadian.
    Wadian (dukun) menurut peranannya adalah pemimpin ritual. Untuk keperluan kehidupan dan upacara kematian. Pada umumnya pelaksanaan upacara ini terdiri dari kaum wanita,     melalui "Tumang Katuh" (Pelantikan Wadian/dukun) baru kemudian disebut "Rampu" atau "Pamungkur" atau berarti ahlinya.


2.    Wadian Matei.
    Bertugas untuk memanggil, memanjatkan doa untuk arwah orang yang telah meninggal dunia untuk menghadap Datu Tunjung.

Baca juga : Museum Lewu Hante Pasar Panas

3.    Wadian Welum.
    Wadian ini bertugas khusus mendoakan atau mengobati serta menolak bala yang mengganggu orang masih hidup, seperti :
    -    Wadian Amun Rahu
    -    Wadian Tapu Unru
    -    Wadian Dadas
    -    Wadian Bawo
    -    Wadian Dusun
    -    Wadian Diwa.
    Hubungan Wadian (Balian) dengan pimpinan agama sangat erat dengan penghulu dan kepala kampung yang disesuaikan dengan tugas serta peranan masing-masing.

4.    Kepala Kampung.

    Kepala Kampung mengurus, mengatur keamanan dan pemerintahan kampung, sedangkan pimpinan agama mengatur upacara agama.

Keterangan tambahan :

 
Balian / Wadian Matei sangat berperan memanggil, mengantar dan menunjuk jalan yang berliku-liku agar sampai ke Datu Tunyung yang dikatakan penuh dengan keriaan, kecukupan tak berhingga. Biaya dan bahan yang harus tersedia : uang, beras, beras pulut, jelai, telur, ayam kecil dan besar, babi bahkan kerbau. Lama pelaksanaan dari satu malam, dua, tiga, lima, tujuh bahkan sembilan. Urutan menurut hari pelaksanaannya : Tarawen, Irupak, Irapat, Nantak Siukur dalam Marabia, untuk Ngadaton dan Ijambe dan lain sebagainya.

Pelaksanaan upacara siang malam dapat selesai berkat kegotongroyongan dan semangat kebersamaan yang tinggi. Tidak ada perhitungan berapa biaya, tenaga dan waktu maupun perhitungan ekonomi lain asal si mati bisa diantarkan sampai ke Datu Tunyung. Perbuatan kaum kerabat demikian bahkan memberi kebahagiaan kehidupan dengan arwah lain yang telah mendahului mereka. Biaya yang dikeluarkan tidak sia-sia karena menjadi bekal perjalanan adiau menuju dunia kaum keluarga yang telah meninggal mendahului mereka. Tabe..

Baca juga : Tumet Leut Suku Dayak Maanyan - Siang Lengan

Rabu, 15 Juni 2016

Arti Lambang Kabupaten Hulu Sungai Tengah

AAA – Setiap Kabupaten memiliki Lambang masing-masing, seperti halnya kabupaten yang ada di Prov. Kalimantan Selatan ini, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
 Berikut Arti Logo Kabupaten Hulu Sungai Tengah :

Sebuah Perisai yang berbentuk Sudut segitiga yang berarti sanggup mempertahankan daerahnya dan konsekwen "Batapung tali salawar dan tahan pidakan" Konsekwensi disini adalah seperti yang telah dikemukakan dalam bahasa daerahnya, Batapung tali salawar berarti segala hasil keputusan yang seia sekata itu tadi dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab dengan tiada akan berkhianat satu sama lainnya. Tidak akan mundur, jemu atau putus asa dikarenakan rintangan dan lain sebagainya. Itulah pula dikemukakan dengan bahasa daerahnya "Tahan Pidakan".

Didalam perisai tersebut terdapat lukisan-lukisan:
1.    Pohon Karet Melambangkan Sumber kehidupan rakyat Daerah Hulu Sungai Tengah
2.    Tiga garis yang terdapat pada pohon karet menunjukkan menuju satu garis tegak memberi arti tiga wilayah Kewedanan bersatu padu membentuk satu Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah
3.    Tiga akar dari pohon karet ini mengandung arti kesuburan tanahnya yang terdapat disekitar tiga sungai yaitu Sungai Batang Alai, Sungai Barabai dan Sungai Labuan Amas.
4.    Buah Padi Melambangkan sumber penghidupan rakyat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah karena Setangkai padi yang telah masak mengandung arti penghidupan rakyat Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga memberikan kesan kepada pribadi yang sopan santun, tidak gembar gembor tetapi bekerja dan berhasil (berkata-kata untuk mencapai hasil yang seimbang
5.    Dua Puluh Empat Butir Padi yang terdapat pada setangkai padi bersatu padu memberikan arti sebagai kenang-kenangan historis (sejarah daerah) sejak aktifnya Kabupaten Hulu Sungai Tengah menjadi Daerah Otonom tepat tanggal 24 Desember 1959.
6.    Pita Putih mengandung arti sesuatu apa yang dirasa mendatangkan kebaikan menghendaki untuk dibicarakan dengan mengadakan musyawarah antara pejabat-pejabat Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (diikat satu rasa bekerjasama secara jujur dan bertanggung jawab)
7.    Lukisan pada pita putih yang bertuliskan "MURAKATA" diartikan Mufakat dengan seia sekata baik dalam pemikiran maupun dalam pelaksanaan
8.    Lukisan yang bertuliskan "BARABAI" Berartikan atau diambil untuk mengingatkan bahwa Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah wilayah Kewedanan Barabai dahulunya.

Itulah pengertian dari Lambang Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Trima kasih telah berkunjung ke sangkay city blog’s.

Selasa, 14 Juni 2016

Sistem Pemerintahan Dalam Suku Dayak Maanyan

AAA – Tabe. Dalam artikel kali ini saya telah belajar banyak tentang Suku Dayak Maanyan yang ada di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, Indonesia.
Berikut ini saya akan menjelaskan sedikit tentang Sistem Pemerintahan Dalam Suku Dayak Maanyan.

-    Kepala Suku.
Suku Dayak Maanyan tidak mengenal raja. Pemimpin merupakan Kepala Suku. Yang menjadi pemimpin karena kecakapan, jujur, adil, dan berani. Pemimpin yang lalim tak akan terpilih. Pemilihan melalui musyawarah kemudian didudus atau dinobatkan. Di dalam pendudusan ia harus berjanji berlaku jujur dan adil.

Pemimpin tertinggi disebut Damung merangkap Uria. mengatur pemerintahan merangkap menjadi Panglima atau orang kebal,menjaga keamanan. Penghulu atau Kepala Adat mengatur jalan dan ketaatan Hukum Adat. Balian atau Wadian melaksanakan kepercayaan. Pada waktu ini hanya ada Kepala Adat dengan beberapa orang anggotanya terdiri dari Mantir dang Penghulu, termasuk para Balian. Sedangkan Kampung dipimpin oleh Kepala Kampung. Kepala Kampung sekarang adalah pilihan masyarakatnya.

Baca juga : Arti Kata Buntok Kota Batuah

-    Kepala Adat / Penghulu / Damang.

Kepala Adat dan Penghulu bertanggung jawab dibidang Adat, melaksanakan, mengatur agar tidak salah menurut kebiasaan adat. Dalam pelaksanaan selalu melalui musyawarah termasuk harus disaksikan oleh Kepala Kampung.

-    Balian atau Wadian.

Balian atau Wadian Matei sangat berperan memanggil, mengantar dan menunjuk jalan yang berliku-liku agar sampai ke Datu Tunyung yang dikatakan penuh dengan keriaan, kecukupan tak berhingga.

Biaya dan bahan yang harus tersedia : uang, beras, beras pulut, jelai, telur, ayam kecil dan besar, babi bahkan kerbau. Lama pelaksanaan dari satu malam, dua, tiga, lima, tujuh bahkan sembilan. Urutan menurut hari pelaksanaannya : Tarawen, Irupak, Irapat, Nantak Siukur dalam Marabia, untuk Ngadaton dan Ijambe dan lain sebagainya.

Pelaksanaan upacara siang malam dapat selesai berkat kegotongroyongan dan semangat kebersamaan yang tinggi. Tidak ada perhitungan berapa biaya, tenaga dan waktu maupun perhitungan ekonomi lain asal si mati bisa diantarkan sampai ke Datu Tunyung. Perbuatan kaum kerabat demikian bahkan memberi kebahagiaan kehidupan dengan arwah lain yang telah mendahului mereka. Biaya yang dikeluarkan tidak sia-sia karena menjadi bekal perjalanan adiau menuju dunia kaum keluarga yang telah meninggal mendahului mereka. Sebelum memulai tahun perladangan, segala upacara untuk masalah kematian dan upacara syukuran harus sudah selesai dilaksanakan. Jika tidak, sangat berbahaya dan merugikan untuk keselamatan keluarga seisi kampung dan padi yang akan ditanam. Semua upacara harus ditutup mengadakan "Ipaket" atau "Ibubuhan" dengan tujuan menolak bala bencana untuk tahun depan. Semua roh jahat harus diberi bagian, agar dapat bekerja dengan tenteram dan keluarga dijauhkan dari sampar dan sebagainya.

Upacara diadakan pada malam hari penuh seperti Nyepi di Bali. Artinya, tidak membunuh, tidak memotong kayu/pohon, menumbuk dan membuat ingar bingar di kampung sehari penuh.


Demikian artikel di atas saya dapatkan dari berbagai sumber di internet yang kami (sangkay city) himpunkan. Maaf jika ada kata kata yang salah, mohon kritik dan saran nya!!
Terima kasih atas kunjungan ke blog ini dan membaca artikel kami.

Baca juga : Burung Kuau Salah Satu Identitas Suku Dayak

Senin, 13 Juni 2016

Arti Lambang Kabupaten Barito Kuala

AAA – Kabupaten Barito Kuala adalah salah satu Pemerintah Kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Marabahan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.284 km²Kabupaten Barito Kuala merupakan pemekaran dari Kabupaten Banjar. 
Berikut arti makna Lambang Kabupaten Barito Kuala :

I.    BAGIAN LAMBANG
a.    Lingkaran (bingkai) memakai dua strip/garis kecil segi lima.
b.    Padi dan purun
c.    Senjata pusaka Raja Tumpang dan telabang
d.    Pita bertulis Selidah

II.    WARNA DAN MAKNA LAMBANG
a.    Lingkaran (bingkai) berwarna biru dan diantara dua strip berwarna kuning, segi lima dari bingkai atau lingkaran ini mencerminkan dasar negara Pancasila dan asar Islam, lingkaran bersambung menjadi satu, melambangkan persatuan yang teguh dan kokoh dikalangan rakyat atau masyarakat.
b.    Padi warna kuning dan purun warna hijau mencerminkan sandaran hidup sebagian rakyat atau masyarakat daerah ini adalah dari kedua jenis tanaman ini.
c.    Senjata Pusaka Raja Tumpang berwarna putih perak, hulunya berwarna hitam keabu-abuan, telabang berwarna hitam pekat. Adapun warna raja tumpang melambangkan kemurnian dan kesucian sedangkan warna hitam dari telabang lambang dari keteguhan, ketabahan dan kekuatan hati. Raja tumpang dan telabang sebagai senjata pusaka dianggap keramat yang setia setiap saat dan setiap waktu memberi ilham / mengilhami rakyat dengan jiwa dan semangat patriot atau rasa kebangsaannya.
d.    Pita bertuliskan Selidah (pita berwarna merah dan jingga serta tulisan Selidah dengan warna biru), melambangkan tali ikatan dalam hubungan kekeluargaan dan kata Selidah             bermakna satu dalam perkataan, perbuatan, ruhui rahayu, seia sekata, terapung sama hanyut, terendam sama basah.

Di Kabupaten ini ada 2 (dua) kelembagaan penting yang membentuk Pemerintahan Daerah, yaitu kelembagaan untuk pejabat politik, yaitu Kepala Daerah dan DPRD serta kelembagaan untuk pejabat karier yang terdiri dari perangkat daerah (Dinas, Badan, Kantor, Sekretariat, Kecamatan, Kelurahan dan lain-lain). Mayoritas penduduk Kabupaten Barito Kuala berasal dari etnis Banjar. Di Kecamatan Bakumpai juga terdapat etnis Dayak Bakumpai. Selain itu terdapat pula etnis Jawa dan Bali yang mendiami kawasan transmigrasi.

Minggu, 12 Juni 2016

Uwak, Potensi Wisata Baru di Barito Timur

AAA – Kali ini Sangkay City Blog’s akan berbicara tentang potensi wisata baru yang ada di kabupaten Barito Timur. Bicara tentang potensi wisata, Barito Timur memiliki banyak sekali tempat tempat yang berpotensi untuk dijadikan objek wisata, mengingat kab. Bartim merupakan Kabupaten baru pemekaran dari kab. Barito selatan.

Wisata Baru yang saya rekomendasikan kali ini adalah “UWAK”. Uwak adalah sebuah tempat dataran tinggi yang terbentang luas serta banyak ditumbuhi padang rumput. Tempat ini sangat cocok untuk anda yang ingin melihat panorama alam padang rumput yang luas. Tentunya Uwak merupakan objek wisata alam terbuka yang menarik.

Uwak Barada di Desa Kandris, Kec. Karusen Janang, bukan Kec. Banua Lima. Uwak juga merupakan perbatasan antara 2 desa, antara desa Simpang Naneng dengan desa Kandris

Mengapa Sangkay City Blog’s merekomendasikan Uwak sebagai objek wisata?

Pertanyaan yang bagus!
Pertama, karena Uwak memiliki sejarah yaitu sebagai Lapangan Terbang pada pemerintahan kolonial Belanda, Oleh karena tanah di uwak hampir sangat rata, meskipun di dataran tinggi atau bukit.
Kedua, Kerena kami memang pernah datang ke sini, kami meliahat dan merasakannya secara lansung bahwa Uwak memang tempat yang bagus untuk bersantai dan menikmati pemandangan yang masih arsri. Serta membuat saya menulis catatan kecil tentang Uwak.
Ketiga, Intermezo sedikit, sebenarnya alasan ini tidak penting. ., tapi menurus cerita dari teman saya yang berasal dari desa Kandris, sebut saja aya (nama samaran). Uwak merupakan tempat Pr*stit*si.
Keempat, Kebetualan saat itu sedang ada pemilihan putra – putri pariwisata perwakilan Barito Timur dan salah satu perwakilan yang memenangi kompetisi tersebut merekomendasikan Uwak sebagai wisata bartim melalui akun Instragram nya. Setelah meliahat itu saya merasa masih banyak kekurangan dalam hal promosi wisata bartim, jadi kami sebagai blogger membuat artikel ini “Uwak, Potensi Wisata Baru di Barito Timur”.

Uwak hanya berjarak sekitar 12 Km dari kota Tamiang Layang atau dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.

Baca Juga : Daftar Objek Wisata di Kab. Barito timur

Kami juga merekomendaikan Objek wisata memancing di desa Pulau Patai dan Tempat Permandian di desa Sarapat sebagai objek wisata baru.

Itulah yang dapat kami sampaikan tentang potensi wisata baru yang dapat menjadi detinasi paktor pariwisata bartim, smoga setelah dibuatkan artikel ini pemerintah yang terkait seperti dinas pariwisata akan membuat pasilitas – pasilitasnya di Uwak.

Baca juga : Janah Munsit dan Stay BBM

Mata Pencaharian Orang Dayak Maanyan

AAA – Mata pencaharian orang Dayak selalu ada hubungannya dengan hutan, misalnya berburu, berladang, berkebun mereka pergi ke hutan. Mata pencaharian yang berorientasi pada hutan tersebut telah berlangsung selama berabad-abad, dan ternyata berpengaruh terhadap kultur orang Dayak. Misalnya rumah panjang yang masih asli seluruhnya dibuat dari kayu yang diambil dari hutan, demikian juga halnya dengan sampan-sampan kecil yang dibuat dengan teknologi sederhana yaitu dengan cara mengeruk batang pohon, peralatan kerja seperti kapak, beliung, parang, bakul, tikar, mandau, perisai dan sumpit semuanya (paling tidak sebagian) bahan-bahannya berasal dari hutan.

Dan ini adalah sebagian besar mata pencaharian tersebut :
1.    Mamantat.
    Mamantat adalah suatu pekerjaan menyadap karet yang menjadi mata pencaharian utama suku Dayak Maanyan di Kabupaten Barito Timur. Setiap keluarga dapat dipastikan memiliki kebun karet dengan luas yang berpariasi dan itu diusahakan turun temurun.

2.    Petani.
    Sebagian masyarakat Dayak Maanyan di Kabupaten Barito Timur adalah petani dan di kabupaten ini terdapat lahan persawahan yang luas. Mualai dari Persawahan dan Petani Lahan Kering.
3.    Pegawai Negeri Sipil.
    Sebagian masyarakat suku Dayak Maanyan juga berprofesi sebagai PNS di beberapa instansi maupun institusi pemerintah. Dan ini adalah mata pencaharian yang diberlakukannya otonomi daerah yang memberdayakan SDM daerah itu sendiri.
4.    Karyawan / ti Perusahaan.
    Sebagian lagi masyarakat Dayak Maanyan juga menjadi karyawan/ti beberapa perusahaan tambang batu bara dikarenakan di kabupaten Barito Timur terdapat banya sekali perusahaan tambang batu bara, dan tersebar di berbagai kecamatan
5.    Wiraswasta.
    Untuk masyrakat asli Barito Timur, khususnya suku Dayak Maanyan untuk menjadi seorang wiraswasta adalah sebuah tantangan, karena dari segi  tradisi masyarakat Dayak    (Maanyan) tidak ada sejarah yang membuktikan bahwa masyarakatnya adalah pedagang.
6.    Nelayan.
    Nelayan adalah mata pencaharian sebagian kecil masyarakat Dayak Maanyan, dikarenakan di daerah suku Dayak Maanyan ini hanya terdapat sungai-sungai ukuran kecil dan beberapa danau saja

Baca juga : Tentang Orang Hutan Kalimantan
Baca juga :
Desa Bangkuang Tepian Indah di Pinggir Sungai Barito

Tabe!

Sabtu, 11 Juni 2016

Arti Lambang Kabupaten Balangan

AAA – Kabupaten Balangan adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia yang ibukotanya adalah Paringin. Kabupaten Balangan merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Hulu Sungai Utara yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan.
Bicara Tentang Logo Kabupaten, Kali ini Sangkay City akan membahas tentang Warna, Bentuk, dan Arti Lambang Kabupaten Balangan yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan.

Berikut Arti Logo Kabupaten Balangan :

1.    WARNA
-    Warna Hijau berarti kesuburan/kemakmuran
-    Warna Kuning berarti kemuliaan/keagungan
-    Warna Hitam berarti keteguhan/keadilan
-    Warna Merah berarti keberanian/kesanggupan
-    Warna Putih berarti kesucian/kesejukan

2.    BENTUK
    Perisai berarti alat mempertahankan diri dari segala ancaman, rintangan.

3.    ARTI LAMBANG

Kapas (17), Rantai (8) dan Padi (45) melambangkan tanggal Proklamasi kemerdekaan RI. Kapas dan Padi melambangkan kekayaan sumber daya alam dan mata pencaharian rakyat, rantai melambangkan ikatan persatuan dan kesatuan.

-    Susunan batu bata dengan 4 pilar berwarna merah, melambangkan Benteng Tundakan pertahanan Pangeran Antasari di wilayah Balangan.
-    Piring berwarna hitam, melambangkan tempat bersejarah di wilayah Balangan yang terkenal dengan Batu Piring yang mengandung sumber daya alam untuk dimanfaatkan bagi     kesejahteraan masyarakat.
-    Tangkai Pena berbentuk bambu runcing berwarna kuning, melambangkan Batung Batulis yang merupakan bahan utama dari pembangunan Mahligai Puteri Junjung Buih dan     semangat perjuangan rakyat Balangan dalam merebut kemerdekaan.
-    Mata Pena menancap ke dalam piring berwarna hitam, melambangkan investasi sumber daya manusia yang menjadi prioritas pembangunan guna mewujudkan kesejahteraan dan     kemandirian.
-    Persegi Empat Trapesium di kiri dan kanan tangkai pena, berbentuk huruf O dan D berarti Otonomi Daerah.
-    Kubah Mesjid berwarna hijau, melambangkan ketaatan umat dalam melaksanakan ajaran agama.
-    Bintang berwarna kuning melambangkan KeTuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan Pancasila.
-    Rantai sebanyak 8 bingkai, yang berarti tanggal 8 (delapan).
-    Benteng yang terdiri dari 4 pilar yang berarti bulan 4 (bulan April).
-    Batung batulis tangkai pena sebanyak 3 ruas yang mengandung arti 003 atau tahun 2003. Secara keseluruhan mengandung arti “8 April 2003” yang merupakan tanggal peresmian     berdirinya Kabupaten Balangan.
-    Tulisan (sloka) SANGGAM di atas pita berwarna putih berarti Kesanggupan melaksanakan pembangunan yang didasari oleh keikhlasan Gasan Masyarakat.

Demikian Arti Lambang Kabupaten Balangan. Smoga bermamfaat.

Jumat, 10 Juni 2016

Daftar Istilah Dalam Adat Dayak Maanyan

AAA – Salam Sejatera untuk kita semua. Suda lama saya gak buat artikel di blog ini. Lentaran pekerjaan dunia nyata saya yang terlalu mengikat. Masih pembahasan tentang suku dayak maanyan. Di artikel ini saya akan membagi sedikit wawasan tentang beberapa istilah – istilah adat yang dipakai oleh suku dayak maanyan, suku yang ada di DAS Barito.

Baca juga : Tentang Suku Dayak Maanyan

Berikut Istilah dan Definisi Adat Dayak Maanyan :

  • Wadian / Balian adalah pemimpin ritual dalam beberapa upacara adat Dayak.
  • Damang / Damung adalah pemimpin/ tokoh masyarakat adat Dayak Maanyan.
  • Mantir adalah tetua adat atau kepala suku / kepala adat yang dihormati di tengah masyarakat Dayak Maanyan.
  • Wadian matei adalah pemimpin ritual dalam upacara kematian suku Dayak Maanyan.
  • Wadian welum adalah pemimpin ritual dalam upacara pengucapan syukur.
  • Datu Tunyung adalah surga dalam kepercayaan suku Dayak Maanyan.
  • Nansarunai adalah nama daerah atau kerajaan yang ada di Kalimantan, khususnya di Kabupaten Barito Timur.
  • Talamana Tuah Hukat adalah Tuhan dalam kepercayaan suku Dayak Maanyan dan juga sering disebut Alatala.
  • Kariau adalah roh-roh atau makhluk halus.
  • Adiau adalah roh orang yang sudah meninggal.
  • Tunti-Tarutuh adalah pinangan dalam masyarakat Dayak Maanyan.
  • Sihala adalah suatu hukum adat yang menangkap pasangan kumpul kebo atau praduga telah melakukan hal-hal yang tidak baik menurut pandangan adat atau telah melakukan perzinahan.
  • Mangkau adalah suatu tindakan mengambil isteri atau suami orang lain.
Suku dayak tak pernah lepas dengan adat dan tradisi. Seperti halnya dengan Dayak maanyan. Tulisan artikel di atas mungkin hanya sebagian dan masih belum lengkap, tapi harapan saya semoga dapat bermamfaat dan menambah wawasan anda. Lestarikan Adat dan budaya kita di dalam perbedaan, karena satu tetap kuat kita bersinar.

- sc -

Kamis, 09 Juni 2016

Objek Wisata Pesona Alam Lestari (PAL) di Palangka Raya

AAA – Slamat datang di Sangkay City Blog’s. Kali ini saya akan membahas tentang objek wisata baru yang ada di kota palangkaraya. Objek wisata tersebut adalah PAL atau Pesona Alam Lestari yang berada di Kerang Bangkirai, dapat dikatakan PAL berada di “ujung” kota Palangka Raya. Selain itu di Kereng Bangkirai ada juga Objek wisata Dermaga Kereng Bangkirai.
Untuk menuju PAL anda bisa melewati Jalan RTA Milono sejauh 9,5 Km dari bundaran kecil, kemudian anda akan menemukan Jalan Manduhara (dengan ciri pintu gerbang di ujung jalannya). Dari muara Jalan Manduhara menuju simpang PAL sejauh ± 3,7 Km, hingga nanti anda akan melihat papan penunjuk arah PAL.

Baca Juga : Tentang Orang Utan Kalimantan

Pesona Alam Lestari menyajikan pemandangan alam yang hijau dan udara yang sejuk. Untuk dapat menikmatinya, pengelola menyediakan Pondok-pondok yang dapat digunakan sebagai tempat duduk bersantai atau bahkan tidur-tiduran. Pondok dilengkapi dengan karpet dan bantal. Terdapat juga tempat sampah didepan pondok agar pengunjung tidak membuang sampah sembarangan. Pondok-pondok ini berada di atas rawa yang terhubung dengan sungai sebangau. Dikenakan biaya sewa pondok sebesar Rp. 10.000.

Karena lokasi obyek wisata yang luas, fasilitas yang disediakan tidak hanya pondok di atas air tapi juga pondok di atas daratan serta tempat lesehan juga disediakan, dan juga terdapat tempat bermain untuk anak-anak, serta Tidak ketinggalan fasilitas wajib yang ada disetiap obyek wisata yaitu WC umum. Bagi anda yang haus dan lapar saat berwisata, di PAL juga tersedia warung yang menyediakan berbagai minuman dan makanan.
Kedepannya, pihak pengelola akan menambah fasilitas lagi seperti Kolam Renang, Outbound, Sepeda Air, ATF/Dewasa/Anak-anak, Mainan anak-anak dan Musik.

Untuk bisa masuk ke PAL tiap orang dikenakan biaya hanya sebesar Rp. 7.000. cukup murah bukan, karena akan terbayar dengan Pesona dari Alam. Dengan adanya Pesona Alam Lestari, menambah lagi daftar obyek wisata di kota Palangka Raya.

Berikut daftar obyek wisata di kota Palangka Raya :

1. Wisata Alam Bukit Tangkiling (Batu Banama)
2. Wisata Danau Tahai
3. Wisata Arboretum (Penangkaran Habitat Orang Utan) di Nyaru Mentang
4. Kum – Kum
5. DLL.

Sumber : https://otaktransparan.blogspot.co.id

Rabu, 08 Juni 2016

Mitos! Sejarah Goa Liang Ayah di Batu Sahur - BARTIM

AAA – Perjalanan di Tanah Dayak kali ini, kami dari sangkay city blog’s akan mengunjungi sebuah objek wisata yang terdapat di Desa Batu Sahur, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur.
Untuk Artikel kali ini kami akan membahas tentang sejarah asal usul liang ayah di batu sahur. Menurut sejarah yang saya ketahui Liang Ayah merupakan sebuah Balai tempat perkumpulan para pemegang agama Kaharingan (hindu).

Berikut Mitos, Sejarah dan Asal usul Liang Ayah di Batu Sahur :

Suatu ketika di Balai tersebut di adakan ritual Wadian ( acara adat ritual, atau perkumpulan para Balian untuk melakukan pengobatan untuk orang yang sakit ), jaman dahulu dalam suku Dayak Maayan dan Dayak Lawangan percaya jika seseorang yang sakit itu di karenakan oleh roh-roh jahat maka dari pada itu mereka berobat ke Balian atau dukun untuk melakukan pengobatan. Hal ini masih dipercaya sampai sekarang.

Pada suatu ketika di Balai tersebut diadakan acara Wadian, berkumpul lah orang-orang sebelum acara di mulai, namun ada seseorang pemuda yang hendak pergi berburu sebelum acara di mulai.

Kemudian berangkat lah pemuda tersebut untuk berburu dia mengitari dan berjalan ke hutan-hutan, namun dia merasa kecewa tidak ada pendapat hasil buruan yang memuaskan dia hanya mendapat seekor kera, dia sangat kesal di potong ya lah kedua buah langan kera itu dan di bawa pulang ke Balai ketempat orang yang akan melaksanakan acara Wadian tadi. Di acara tersebut pemuda itu melakuakan hal-hal yang tidak baik dia memukul gendang dengan kedua buah lengan kera yang di dapat ya berburu siang  sebelum acara di mulai.

Tiba-tiba hujan turun di sertai dengan Guntur yang menggelegar, datang lah sesosok Nayubutituru. Nayubutituru adalah sesosok iblis yang menjelma yang menurut penduduk dia iblis yang jahat. Rupanya Nayubutituru sangat marah atas perlakuan dan sifat yang dimiliki oleh pemuda tersebut akhirnya, semua yang ada di Balai tersebut menjadi batu di antara nya Kangkanung, Gendang, Guci, dan alat-alat yang ada di dalam Balai tersebut termasuk Wara (dukun), dan Balai tersebut semua menjadi batu termasuk orang-orang yang ada di dalam ya, ada sebagian orang saja yang selamat dalam kutukan tersebut.

Setelah kejadian tersebut, Nayubutituru melakukan sebuah perjalanan ke pegunungan, di perjalanan dia merasa lelah, dan kehausan, ketika sampainya di puncak pegunungan ditemuinya sebuah gubuk yang berpenghuni seseorang setengah baya, di gubuk tersebut iya istirahat sejenak dan meminta air minum dari orang setengah baya tersebut, namun orang setengah baya tersebut mengetahui bahwa yang sedang bertamu adalah sesosok jelmaan dari Nayubutituru yang membuat gempar penduduk kampung akan kejahatannya, dia pun berpikir sejenak bagaimana cara membunuh Nayubutituru tersebut, kemudian diambil nya lah sebuah bambu runcing berwarna kuning di bambu itu di masukannya lah air yang di minta Nayubutituru tadi dan ketika Nayubutituru meminum air tersebut orang setengah baya tersebut langsung menancapkan bambu tersebut ke dalam tenggorokan Nayubutituru,dan meninggallah dia.

Dari saat itu penduduk kampung merasa aman dan tidak pernah merasa terganggu lagi di dalam suatu tindakan atau kegiatan mereka.

Baca Juga : Objek WIsata Goa Liang Ayah

Itulah sedikit sejarah tentang asal mula batu di batu sahur, atau lebih dikenal sebagai liang ayah.

sumber : http://imanuelpunya.blogspot.co.id

Alat Rumah Tangga Dayak Maanyan

AAA – Sebelumnya saya pernah membuat artikel tentang Alat – Alat Berburu, alat – alat perikanan, dan alat – alat pertanian yang di gunakan oleh suku Dayak Maanyan. Kini ada satu hal lagi yang patut anda ketaui yaitu tentang Alat Rumah Tangga Dayak Maanyan. Hampir sama dengan artikel saya sebelumnya, beberapa dari peralatan tersebut masih bersifat tradisional dan membentuk sebuah budaya.
Untuk perlengkapan hidup era moderen ini tidaklah begitu susah, dimana hampir semuanya dapat didapatkan dengan instan, asalkan ada uang anda pasti bisa hidup. 

Akan tetapi saya sebagai seorang blogger ingin mengajak anda yang membaca tulisan saya untuk lebih mengenal beberapa peralatan-peralatan rumah tangga suku Dayak Maanyan dari dulu hingga sekarang. 

Berikut daftar nya :
  1. Bakul. Bakul yang terbuat dari ahas atau bamban pada umumnya di gunakan untuk  mengisai (mencuci) beras yang akan di masak, sedang yang terbuat dari bambu dan  purun, ukurannya yang lebih besar, biasa digunakan dalam wadah dalam rumah tangga, dan sebagainya.
  2. Cubit / cobek. Cubit ( cobek). Dibuat dari kayu atau tanah liat dan di lengkapi dengan  ulak-ulak (kulak) yang terbuat dari akar bambu. Kegunaannya: untuk menghakuskan bumbu-bumbu, sambal dan sebagainya.
  3. Parapatan. Parapatan terbuat dari tempurung kelapa, berguna sebagai alat penakar seperti pada gantang.
  4. Kandi / Kendi / buyung / kusi.
  5. Kenceng. Kegunaanya untuk menanak nasi.
  6. Gantang digunakan sebagai alat pengukur atau penakar hasil pertanian (padi, beras dan kacang-kacangan), dan juga sebagai alat-alat penakar/pengukur jual beli hasil-hasil pertanian.
  7. Cupak / garabuk. Cupak atau garabuk berfungsi sebagai ember untuk menimba air dari sumur. Alat ini masih digunakan di desa-desa, terutama pada musim kemarau.
  8. Nyiru. Nyiru digunakan terutama untuk membersihkan gabah kotor. Pekerjaan ini disebut menampi. Selain itu digunakan pula untuk keperluan-keperluan, misalnya untuk tempat menjemur ikan yang akan dikeringkan. Nyiru jarang atau ayakan. Di gunakan untuk memisahkan gabah dari beras, sedangkan Panai, kegunaanya sebagai tempat air, tempat mencuci dll.
Itulah beberapa alat rumah tangga yang saya himpun sebagai tambahan wawasan bagi anda. Wawasan Kalimantan.

Baca Juga : Alat Pertanian Dayak Maanyan

Minggu, 05 Juni 2016

Alat Perikanan Dayak Maanyan

AAA – Selamat datang kembali di Sangkay City Blog’s. Tak bosan – bosan nya admin akan membahas tentang Suku Dayak pedalaman yang termasuk dalam rumpun Dayak Ot Danum, yaitu Suku Dayak Maanyan.

Kali ini admin akan membahas sedikit tentang alat alat perikanan atau alat untuk menangkap ikan yang menjadi ciri khas dari dayak maanyan.

Berikut daftar Alat – alat Perikanan tersebut :

  1. Lukah / Bubu / Wuwu. Alat ini digunakan untuk menangkap ikan.
  2. Lunta. Alat ini digunakan untuk menangkap ikan dengan cara menebarkannya ke dalam air.
  3. Rengge. Yaitu jala yang dipasang membentang di sungai atau di danau untuk menangkap ikan.
  4. Tampirai. Digunakan untuk menangkap ikan - ikan kecil setelah tempirai dan hampang terpasang, maka ikan dihalau untuk masuk ke dalam tempirai.
  5. Jambih. dipakai untuk menangkap ikan disawah yang airnya dangkal pada malam hari.
  6. Lalangit. Untuk menangkap ikan didaerah perairan yang dalam sekitar 1-2 meter.
  7. Jala kalabau. Alat ini digunakan untuk menangkap ikan kalabau, alat ini digunakan pad kedalaman air antara 2-3 meter.
  8. Hampang balat. Kegunaanya untuk penangkapan ikan di sungai dan danau yang di timbuhi rerumputan.
  9. Hampang tarumbuan. Digunakan untuk menangkap ikan.
  10. Banjur atau Rawai. Berfungsi untuk menangkap ikan, hamper sama dengan Wintan digunakan dengan umpan yang terbuat dari potongan-potongan ikan, cacing, belut atau siput     sawah yang besar.
  11. Kabam. Alat ini digunakan untuk menangkap ikan sanggiringan, ikan wader dll.
  12. Rawai tauman. Berguna untuk menangkap ikan gabus.
  13. Wintan. Yaitu kail yang menggunakan joran dan nilon yang untuk memancing ikan.
Itulah beberapa alat alat yang digunakan oleh orang orang dayak. Alat penangkap ikan di atas sudah ada dari dulu dan menjadi tradisi serta warisan nenek moyang. Kita sebagai generasi muda seharusnya mengetahui dan memelihara tata cara menangkap ikan dengan alat alat di atas, tentunya alat tersebut tidak merusak ekosistem.

Baca juga : Alat Berburu Suku Dayak Maanyan

Demikian artikel kami tentang Alat perikanan Dayak Maanyan, jika ada yang kurang lengkap bisa anda tambahkan di kolom komentar. Terima Kasih.

Sabtu, 04 Juni 2016

Alat Pertanian Dayak Maanyan

AAA – Untuk hidup, masyarakat Suku Dayak Maanyan memiliki peralatan khusus dalam hal bercocok tanam. Dalam artikel ini akan membahas tentang peralatan – peralatan yang digunakan oleh Dayak Maanyan dan menjadi tradisi, sebab peralatan tersebut adalah alat – alat tradisional.
Wadiung
Berikut beberapa alat pertanian yang telah kami himpun :
  1. Wadiung / Balayung. Wadiung / Balayung digunakan untuk menebang kayu atau memotong kayu yang keras.
  2. Butah atau ungking. Digunakan sebagai alat atau tempat untuk membawa alat-alat pertanian, seperti kapak, parang, blayung dan lain-lain. Juga digunakan untuk membawa hasil-hasil pertanian tanaman galangan seperti, ubi kayu, talas, dan lain-lain.
  3. Garu atau gagaru. Untuk mengumpulkan rumbut-rumput yang sudah ditebas di sawah, rumpu-rumput dikumpulkan menjadi gundukan. Gundukan rumput ini di tarik dengan gagaru ke pinggir sawah.
  4. Gumbaan. Digunakan untuk membersihkan gabah yang masih kotor untuk memperoleh gabah bersih, memisahkan atau menghilangkan sekam dari gabah yang telah di pecah dari kulitnya.
  5. Kandutan. Merupakan tempat untuk menampung atau mengumpulkan padi sewaktu menuai.
  6. Lanjung / Buyung. Untuk mengangkut hail pertanian terutama mengangkut padi bertangkai dari sawah kerumah
  7. Tajak. Berguna untuk memotong rumput disawah sampai ke akar-akarnya.baik pada sawah yang berair maupun yang tidak berair (pematang sawah).
  8. Tatujah. Digunakan untuk membuat lubang di tanah persawahan yang basah atau berair untuk menanam padi. Di tanah ladang atau sawah pematang dipergunakan pasak seperti alu yang ujung bawahnya diruncingkan.
  9. Taruh / Parang. Berfungsi bukan saja sebagai alat rumah tangga, tetapi juga sebagai alat pertanian, alat perburuan, alat perlengkapan persenjataan  dan lain-lain.
Kebanyakan dari suku dayak maanyan adalah petani lahan kering atau di pegunungan, hanya sebagian yang bertani di lahan basah atau sawah, seperti di Kab. Barito Timur yang menjadi pusat dari suku dayak maanyan Pertanian Lahan Kering sudah menjadi tradisi. Untuk Pertanian Lahan Basah terdapat di daerah Kec. Paku, Ampah dan Bambulung. Sisanya petanian di lahan kering.

Baca juga : Alat Berburu Suku Dayak Maanyan