Jumat, 30 September 2016

Kesenian Kaltim, Tari Burung Enggang

AAATari Burung Enggang adalah sebuah tarian Suku Dayak Kenyah di provinsi Kalimantan Timur. Tarian ini di kenal dengan istilah tari Enggang atau tari Kancet Lasan

Tari Burung Enggang menjadi tarian wajib dalam setiap upacara adat Suku Dayak Kenyah. Tari Burung Enggang menggambarkan kehidupan sehari-hari burung enggang yang biasanya dibawakan oleh wanita-wanita muda Suku Dayak Kenyah.

Dayak Kenyah percaya jika nenek moyang mereka berasal dari langit dan turun ke bumi menyerupai burung enggang. Oleh karena itu, masyarakat dayak Kenyah sangat menghormati dan memuliakan burung enggang.

Bulu – bulu burung enggang selalu memegang peranan yang penting pada setiap upacara adat dan tariannya. Selain itu bentuk burung enggang juga banyak terdapat pada setiap ukiran yang di buat oleh suku Dayak kenyah.

Tari Enggang dapat dimaknakan sebagai penghormatan Suku Dayak Kenyah terhadap asal usul leluhur mereka.

Gerakan dalam tarian ini mempunyai 3 gerakan dasar yaitu Nganjat, Ngasai, dan Purak Barik. Semua gerakan itu seakan mengumpamakan penari seperti burung enggang. Pada gerakan ngasai, penari menari seperti burung enggang sedang terbang. Sedangkan pada gerakan purak barik, penari menari seperti burung yang berpindah tempat. selain itu gerakan nganjat yang merupakan gerakan utama atau gerakan khas Dayak menyerupai burung enggang yang membuka dan menutup sayapnya

Dalam pertunjukan Tari Enggang, penari menari di balut dengan busana  adat Dayak dan ikat kepala yang di hiasi dengan bulu burung enggang. Saat menari, penari menggunakan bulu burung enggang di tanggannya sebagai property dalam menarinya. Bulu burung enggang tersebut di ikatkan di jari tangan seperti cincin, sehingga tidak mudah lepas saat di ayunkan. Dalam pertunjukannya penari menari dengan iringan musik tradisional suku Dayak. Dengan iringan musik tersebut penari menari seperti burung enggang dengan lemah gemulai seakan menggambarkan kecantikan dan kelembutan wanita Dayak.

Dalam perkembangannya, Tari Burung Enggang menjadi tarian wajib dalam setiap acara seperti acara adat, penyambutan tamu, dan festival budaya. Dalam pertunjukan Tari Enggang saati ini banyak terdapat kreasi baru pada gerakan dan busananya. Semua itu di lakukan agar tarian tersebut dapat terlihat lebih menarik, namun tidak menghilangkan makna dan filosofi dalam tariannya.

Terima kasih atas kunjungan nya…
#the city of bbm-sangkay city blog


sumber : negrikuindonesia.com

Kesenian Banjar Tari Radap Rahayu, Banjarmasin

AAA – Kalimantan selatan memiliki berbagai kesenian tari tradisional yang unik. Salah satu tarian tradisional yang terkenal adalah Tari Radap Rahayu.

Tari Radap Rahayu adalah kesenian klasik dari Banjarmasin, Kalimantan selatan. Tarian ini merupakan salah satu tarian untuk penyambutan tamu sebagai tanda penghormatan. Nama Tari Radap Rahayu di ambil dari kata radap atau beradap - adap yang berarti bersama sama atau berkelompok. Sedangkan rahayu berarti kebahagiaan atau kemakmuran.

Tarian ini awalnya merupakan salah satu tarian yang bersifat ritual bagi masyarakat Banjarmasin. Tarian ini merupakan tarian penolak bala untuk meminta keselamatan dari segala  mara bahaya. Tari Radap Rahayu awalnya hanya di tampilkan dalam acara adat seperti perkawinan, kehamilan, kelahiran dan juga acara kematian. Namun seiring dengan perkembangan tarian ini tidak hanya untuk acara ritual saja, namun juga sebagai hiburan masyarakat.

Menurut sejarah nya, tarian ini berasal dari peritiwa pulangnya patih lambung mangkurat dari kunjungannya ke kerajaan maja pahit. Ketika akan memasuki sungai barito, kapal mereka pun kandas sehingga kapal mereka oleng dan hampir terbalik. Dalam situasi itu membuat patih lambung mangkurat memuja bantam atau meminta pertolongan pada Tuhan agar mereka di selamatkan. Tidak lama setelah memuja bantam, turunlah tujuh bidadari ke atas kapal kemudian mengadakan upacara beradap – adap. Setelah kapal terselamatkan, bidadari pun kembali ke kayangan dengan gerakan yang sama dengan gerakan terbang layang pada Tari Radap Rahayu.

Baca juga : Adaro Ethnik Festival

Gerakan dalam Tari Radap Rahayu selalu di awali dengan gerakan terbang layang yang menggambarkan bidadari yang turun kayangan langit dan di akhiri dengan gerakan ini lagi yang menggambarkan bidadari kembali ke kayangan. Beberapa teknik gerakan lain diantaranya adalah limbai kibas, dandang mangapak, mendoa (Sesembahan), mambunga, alang manari, lontang penuh, lontang setengah, gagoreh srikandi, mantang, tarbang layang, mendoa, membunga, tapung tawar, puja Bantam, angin tutus.

Pada saat pertunjukannya penari menari di balut dengan busana yang di sebut dengan baju layang dengan selendang yang di guganakan untuk menari seakan melukiskan keindahan seorang bidadari. Selain itu penari juga di lengkapi dengan cepu sebagai tempat beras kuning dan bunga rampai di tangan kiri untuk gerakan ritual. Dalam pertunjukannya, penari juga di iringi dengan iringan musik dan nyanyian syair.

Dalam perkembangannya, Tari Radap Rahayu juga sempat mengalami kepunahan. Berawal dari berakhirnya kerajaan dwipa,tarian ini kembali di populerkan oleh seniman kerajaan banjar bernama pangeran hidayatullah. Namun kembali hilang ketika perang banjar saat mengusir penjajah belanda dari Banjarmasin. Pada tahun 1955 tarian ini kembali di bangkitkan oleh seorang budayawan bernama Kyai Amir Hasan Bondan melalui kelompok tari bernama PERPEKINDO di Banjarmasin dan masih di lestarikan hingga saat ini.

Tari Radap Rahayu masih bisa kita temukan di berbagai acara penyambutan tamu, acara adat dan festival budaya. Tari Radap Rahayu juga masih di lestarikan di berbagai sanggar kesenian di Banjarmasin, Kalimantan selatan. Tentunya banyak kreasi yang di tambahkan di setiap pertunjukannya agar pertunjukan terlihat menarik, tapi tetap tidak meninggalkan pakem aslinya.

Baca juga : Kesenian Banjar Tari Baksa Kembang, Kalsel

Cintai budaya mu, karena itulah identitas mu. Tabe!

Sumber :
negerikuindonesia.com dan kebudayaanindonesia.net

Kamis, 29 September 2016

Kesenian Banjar Tari Baksa Kembang, Kalsel

AAA – Ayo ke Kalimantan Selatan!! Kalsel !! Berikut ini adalah salah satu tarian yang berasal dari Kalsel, yap itu adalah tarian Baksa Kembang.

Tari Baksa Kembang adalah salah satu tarian klasik dari Kalimantan selatan yang di fungsikan sebagai tarian penyambutan tamu. Tarian ini biasanya dimainkan oleh penari wanita sebagai penari tunggal atau bisa juga dengan berkelompok dengan syarat jumlah penari harus ganjil.

Tari Baksa Kembang awalnya merupakan tarian yang hanya di tampilkan di lingkungan kerajaan untuk menyambut tamu kehormatan atau kerabat kerajaan. Namun seiring dengan perkembangan, tarian ini mulai populer di masyarakat ketika kerajaan Banjar mulai membuka akses untuk masyarakat menyaksikan pertunjukan tari ini. Sehingga Tari Baksa Kembang mulai populer di masyarakat dan menjadi salah satu kebudayaan daerah di Kalimantan selatan.

Sebenarnya Tari Baksa Kembang memiliki berbagai versi yang berbeda, namun masih tidak meninggalkan versi aslinya. Beberapa versi tersebut di antaranya seperti Lagureh, Tapung Tali, Kijik, Jumanang.  Di karenakan banyaknya versi yang ada, maka para seniman Tari Baksa Kembang  dari beberapa versi yang ada di kumpulkan untuk menjadikan satu Tari Baksa Kembang yang baku. Setelah itu mulai di kenalkan oleh masyarakat luas dan menjadi Tari Baksa Kembang yang baku hingga kini.

Baca juga : Rumah Banjar di Pasar Panas - Kalimantan Selatan

Dalam pertunjukannya, penari di balut dengan busana khas Tari Baksa Kembang. Selain itu penari juga lengkapi dengan selendang yang di gunakan untuk menari, sehingga saat menari terlihat anggun dan mempesona. Salah satu yang khas dalam busana Tari Baksa Kembang adalah mahkota di kepalanya yang bernama gajah gemuling, yaitu mahkota yang di hiasi oleh dua kembang bogam ukuran kecil dan anyaman daun kelapa muda yang sering di sebut halilipan.

Gerakan dalam tarian ini menggambarkan seperti putri - putri remaja yang cantik sedang bermain di taman bunga. Mereka memetik beberapa bunga yang kemudian di rangkai menjadi kembang bogam dan mereka bawa sambil menari dengan lemah gemulai dan cantik. Dalam pertunjukannya, penari di membawa property di tangannya sepasang kembang bogam, yaitu rangkaian kembang mawar, melati, kantil dan kenanga. Kembang bogan ini akan dihadiahkan kepada tamu yang datang setelah tarian selesai.
 

Tari Baksa Kembang bisa kita temukan di berbagai acara penyambutan tamu, acara adat dan juga festival budaya di Kalimantan selatan. Seiring dengan perkembangan, banyak kreasi yang di tambahkan dalam setiap pertunjukan tari ini, contohnya dalam kreasi busana atau gerakan tambahan. Hal ini di lakukan sebagai pelestarian kesenian ini dan agar pertunjukan yang di sajikan terlihat menarik.

Baca juga : Kesenian Banjar Tari Radap Rahayu, Banjarmasin

Itulah tarian Baksa Kembang, Kenali budayamu dan Cintailah… tabe!

Sumber : negerikuindonesia.com

Senin, 26 September 2016

Pengertian dan Makna Salam Dayak “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”

AAA – dalam artinya ucapan salam dayak ini memiliki makna yang luas, bukan hanya sekedar kata-kata.


Berikut pengertian dan Makna Salam Dayak “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”

1.    Adil Ka’ Talino :
-    Adil artinya Bersikap Adil,
-    Ka’ Talino artinya kepada sesama manusia. Jadi Adil Ka’ Talino berarti kita harus bersikap Adil terhadap sesama manusia.
2.    Bacuramin Ka’ Saruga :
-    Bacuramin artinya bercermin
-    Ka’ Saruga artinya ke Surga. Jadi, Bacuramin Ka’ Saruga berarti kita harus bersikap dan berbuat seperti kehidupan di Surga (perbuatan-perbuatan yang baik)
3.    Basengat Ka’ Jubata :
-    Basengat artinya bernapas atau hidup
-    Ka’ Jubatan artinya kepada Tuhan. Jadi Basengat Ka’ Jubatan berarti bernapas/ hidup kita tergantung dari Tuhan, atau Tuhan  sebagai kehidupan atau yang memberi hidup.

Pengertian Keseluruhan

Pengertian Secara Keseluruhan dari “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata" adalah bahwa dalam hidup ini  kita harus bersikap adil, jujur tidak diskriminatif, terhadap sesama manusia, dengan mengedepankan perbuatan-perbuatan baik seperti di surga berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata
Penjabaran makna dari kata, “ Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”

1.    Adil Ka’ Talino, memiliki makna:
-    Bersikap Adil terhadap sesama manusia
-    Tidak semena-mena terhadap orang lain
-    Menghormati dan menghargai hak-hak orang lain
-    Bersikap jujur
-    Bernai membela kebenaran dan keadilan
-    Mampu menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
-    Memiliki sikap tenggang rasa terhadap sesama


2.    Bacuramin Ka’ Saruga, memiliki makna:

-    Berperilaku dan berbuat sesuai dengan keadaan di surge
-    Melakukan kehendak Jubata (Tuhan) dan Menjauhi larangannya
-    Cintai terhadap sesama manusia
-    Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
-    Suka membantu dan menolong orang lain
-    Suka melakukan kegiatan kemanusiaan
-    Selalu mengembangkan dan melakukan perbuatan yang luhur dan mulia
-    Mampu menjaga kelestarian alam


3.    Basengat Ka’ Jubata, memiliki makna:
-    Percaya bahwa hidup dan mati kita ada di tangan Jubata (Tuhan)
-    Pasrah kepada kehendak Tuhan
-    Mengakui bahwa Tuhanlah yang memberi napas dan kehidupan kepada kita
-    Tuhan sebagai tempat memohon dan meminta
-    Tuhan sebagai tempat sandaran hidup
-    Percaya bahwa rezeki yang kita terima berasal dari Tuhan
-    Yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Tuhan.

Baca juga : Sejarah Kata Ucapan Salam Suku Dayak “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”


Sumber : yakobus-kumis.blogspot.co.id

Sejarah Kata Ucapan Salam Suku Dayak “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”

AAA – Mengetahui sejarah itu penting, agar kita mengetahui jati diri kita dan juga untuk melawan lupa.

Apakah anda pernah mendengar kata “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”. Kata tersebut merupakan semboyan dan salam khas dari suku dayak yang telah di tentukan dan di tetapkan. Dan berikut sejarahnya :

1.   
Sebelum Tahun 1985. Sejak tahun 1975, kata, “ Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”, sudah menjadi salam atau falsafah bagi lembaga adat Dayak Kanayatn, khususnya Dewan Adat Dayak Kanayatn di Tingkat Kecamatan, seperti Dewan Adat Dayak Kanayatn Kecamatan Sengah Temila, Dewan Adat Dayak Kanayatn Kecamatan Mempawah Hilir dan lainnya di Kabupaten Pontianak (sebelum pemekaran).
 

2.    Sesudah Tahun 1985. Namun secara Formal semboyan atau falsafah Kata Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata ditetapkan pada tanggal 26 Mei 1985, pada saat Upacara Adat Naik Dango yang pertama di Anjungan, Kabupaten Pontianak. Dimana pada saat itu dirumuskan oleh beberapa orang tokoh adat dayak seperti, Bapak F. Bahudin Kay, Bapak Drs. M. Ikot Rinding, Bapak Salimun, BA, Bapak R.A. Rachmad Syahuddin, B.Sc , dan lain-lain. Kata Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata, sejak saat itu resmi digunakan secara formal dalam berbagai kegiatan upacara adat dan kegiatan Masyarakat Adat Dayak di Kabupaten Pontianak. Dimana setiap kata Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata yang di ucapkan dibalas dengan kata Auk (diucapkan Auuuuuk) yang artinya ya atau amin.
Kemudian dalam  Perkembangan Penggunaan Semboyan atau Salam tersebut juga memiliki sejarahnya.

1.    Dalam perkembangan selanjutnya, ketika Majelis Adat Dayak  (MAD) Provinsi Kalimantan Barat yang dideklarasikan oleh sembilan orang penandatangan sebagai deklarator berdirinya Majelis Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat, yaitu: Bapak Yakobus Frans Layang, SH., Bapak Drs. M. Ikot Rinding, Bapak Drs. Paulus Djudah, Bapak Drs. F. M. Adjun Lock,  Bapak Drs. V. E. Ritih Kenyeh, Piet Andjioe Nyangun, SE., Bapak Pius Alfret Simin., Bapak Drs. Yakobus Kumis dan Bapak Drs. J. Numsuan Madsun,.  pada tanggal 21 Agustus 1994 , maka semboyan atau falsafah  Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata di masukan di dalam Anggaran Dasar Majelis Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat sebagai semboyan atau salam masyarakat Dayak Kalimantan Barat. Ke Sembilan orang deklarator berdirinya MAD Kalimantan Barat juga merangkap sebagai formatur pembentukan pengurus pertama dengan Ketua Umum; S. Jacobus E. Frans L., BA., SH, Sekretaris Umum; Thadeus Yus, SH., MPA dan Bendahara Umum; Alex Akoran, B.Sc. Kemudian salam atau falsafah tersebut di Kukuhkan dalam Musyawarah Dewan Adat Dayak (Musdad) yang pertama pada tahun 1996  yang menetapkan Kepengurus MAD Hasil Musdad Pertama, Ketua Umum; S. Jacobus E. Frans L., BA., SH, Sekretaris Umum; DR. Piet Herman Abik, dan Bendahara Umum; Bapak BL. Atan Palil. 


2.    Kemudian terjadi perubahan jawaban setiap mengakhiri kata Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata, yang dulunya di jawab Auk, kemudian disepakati dalam Musyawarah Dewan Adat Dayak II tanggal 18 – 21 September 2001 Dimana pada saat itu terpilih Ketua Umumnya Bp. RA. Rachmad Syahudin, B.SC, Sekretaris Umumnya, Drs. Agustinus Clarus, M.Si dan Bendahara Umumnya, Yohanes Nenens, SH. Dalam salah satu keputusannya, setiap setelah diucapkannya kata,  Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata, semua yang hadir membalas dengan kata, Arus….arus….arus (harus, harus, harus,/ terus, terus terus mengalir seperti air/permisi/meng-amini)


3.    Pada Tanggal 12 Nopember 2001, sebanyak 29 orang atas nama masyarakat Dayak se-Kalimantan (sesuai dokumen asli daftar hadir yang saya miliki) Kaltim, Kalteng, Kalbar dan Kalsel,  di Balik Papan, Kalimantan Timur, mendeklarasikan berdirinya Dewan Adat Dayak Nasional. Kepengurusan pertamanya adalah; Ketua Umum Pdt. Barnabas Sebilang, Sekretaris Jendral, DR. Eliyanto S. Lasam, SE., M.Si, dan Bendahara Umum, Pangeran Agustinus Acang. Pada saat kepengurusan ini belum di rumuskan salam atau semboyan organisasi.


4.    Kemudian pada tahun 2003  dilaksanakan Musyawarah Nasional Pertama Dewan Adat Dayak se-Kalimantan, yang memilih pengurus, Ketua Umum, Michael Andjioe, S.Ip., MBA, Sekretaris Jendral, Drs. Yakobus Kumis, dan Bendahara Umum, Ir. Albertus Euseg.


5.    Pada Tahun 2006, Setelah melalui musyawarah yang cukup melelahkan, Dewan Adat Dayak se-Kalimantan, dalam Musyawarah Nasionalnya yang kedua pada tanggal 2-4 September 2006 telah menetapkan kata Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata sebagai semboyan atau falsafah masyarakat Dayak secara Nasional (se-Indonesia). Tidak hanya itu dalam Munas DAD se-Kalimantan ke II, yang dimotori Atan Palil sebagai Ketua Umum Panitia dan Makarius Sentong, SH., MH, sebagai Sekretaris Umum Panitia, telah berhasil menetapkan hal-hal sebagai berikut:
-    Menetapkan perubahan nama Dewan Adat Dayak se-Kalimantan, menjadi Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) sebagai lembaga adat dayak tertinggi tingkat Nasional.
-    Menetapkan Dewan Adat Dayak (DAD) sebagai nama lembaga adat dayak ditingkat Provinsi hingga Kecamatan seluruh Indonesia.
-    Menetapkan Lagu Mars Dayak, sebagai lagu mars MADN, Ciptaan DR. Aloysius Mering, M.Pd 
-    Menetapkan Hymne Dayak, sebagai lagu Hymne MADN, Ciptaan DR. Aloysius Mering, M.Pd
-    Menetapkan Bapak Agustin Teras Narang, SH sebagai Ketua Umum MADN (sekarang ini berubah menjadi Presiden MADN)


6.    Penggunaan Semboyan Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata dalam Pembentukan Borneo Dayak Forum .
-    Dalam Soft Lounching, Borneo Dayak Forum tanggal 9 Agustus 2010 di Kuching, Sarawak, maka semboyan Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata ditetapkan sebagai Salam atau Falsafah masyarakat Dayak seluruh Dunia.
-    Maka wajib di sampaikan “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata” dalam setiap pertemuan masyarakat Dayak di Seluruh Dunia.

Baca juga : Pengertian dan Makna Salam Dayak “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”

Sumber : yakobus-kumis.blogspot.co.id

Sabtu, 24 September 2016

Perjuangan, “Wuran dan Ipu Mea”

AAA – Pagi itu, cuaca cerah agak sedikit panas. Terdapatkan pemikiran baru untuk jalan – jalan, yah karena memang saat itu saya sedang liburan ke kampung halaman saya di desa Sarapat, atau lebih tepatnya Sangkay. Mengingat pekerjaan sampingan saya sebagai seorang penulis artikel di blog yang memiliki menu/kategori Perjalanan dan Wisata, maka saya bertujuan untuk pergi ke desa Wuran dan Desa Ipu Mea yang ada di kecamatan Paku, kabupaten Barito Timur.
Dalam perjalanan tersebut saya lakukan dengan Dwi Putra BBm dan Dody Yanto P. Perjalanan tersebut saya lakukan dalam waktu yang berbeda, pertama bersama Dwi Putra BBM dan yang terakhir dengan Dody yanto. P.
 

Tujuan perjalanan ke Wuran dan Ipu Mea adalah untuk mengetahui keadaan alam serta masyarakat yang ada di desa tersebut, serta mencari cinta yang mungkin ada dan tersembunyi di desa tersebut (for me). Dan untuk perjalanan di Tanah Dayak yaitu berziarah ke Makam Jangut Mariang di Ipu Mea.

Berikut data perjalanan menurut waktu dan tanggal :
 

1.    Perjalanan Pertama Pada tanggal 18 Juli 2016.
Seperti biasa, perjalanan ini hanya dilakukan oleh saya dan Dwi Putra BBM, Dengan tujuan ngapung pacar dody, hi lista, ke desa Wuran. Dengan semangat yang lagi on fire. Pada saat memasuki persimpangan jalan menuju Wuran dan Ipu Mea, berdiri sebuah plang petunjuk jalan yang bertuliskan Ipu Mea lurus ke depan, Tampa ke kanan, dan Wuran ke kiri. Sempat singgah sebentar dan mengambil foto di tempat tersebut, perjalanan kami lanjutkan.

Sekitar 20 meter setelah melewati rambu penunjuk arah tersebut, Fvking hell man, ban sepeda motor kami bocor. Tentu saja pilihan terbaik adalah kembali dan mencari bengkel. 

Sebenarnya cerita selanjutnya adalah sangat menyedihkan (freememory). Untungnya Dwi Putra BBm memiliki hp yang setara nilainya dengan uang rp. 40.000,00.  ..dan kamipun pulang.

2.    Perjalanan ke 2 pada tanggal 20 Juli 2016
Dalam perjalanan ini kami sedikit merubah sketsa jalur, tapi masih dalam perjalanan saya dan Dwi Putra BBm saja. Dari tujuan awal ke Wuran, kami alehkan ke desa Ipu Mea, karena mengingat kejadian sebelumnya menuju desa wuran, ban motor kami bocor, sampai hp Dwi Putra BBm di Sandra untuk membeli ban dalam motor.

Perjalanan lancer sampai di desa ipu Mea, waktu itu cuaca tidak begitu mendukung, karena hujan yang tidak menentu, serta gerimis yang menemani kami di perjalanan. Tujuan kali ini lebih serius, karena kami akan berziarah ke makam Mariang Jangut/Jenggot Merah. Setelah mencari tempat tersebut, akhirnya kami sampai karena di depan makam tersebut tertulis nama seorang tokoh sejarah desa ipu mea. Yaitu “Mariyang Janggut”. Berjiarah dan mengambil foto untuk dokumentasi sesambil beristirahat sejenak karena hujan gerimis. Sekian..

3.    Perjalanan ke 2 pada tanggal 24 juli 2016
Sesuai janji, pagi itu Dody Yanto. P datang kerumah dan kami pergi untuk Misa pagi di gereja Santo Michael Tamiang Layang. .. eh.. sepertinya salah cerita..

Tidak!!, selesai misa kami pergi ke desa Wuran, sebenarnya perjalanan ini hanyalah modos Dody untuk menemui kekasih hatinya yang merupakan orang dari desa Wuran, makanya di mengajak saya ke gereja Tamiang Layang kemudian ke Wuran.

Saya menulis artikel ini berinspirasi dari perjalanan ke 3 ini, yah.. meskipun tidak terpusat secara lansung. Singkat perjalanan kami sampai ke Wuran, seperti tanpa ada pemasalahan kami sampai ke ujung desa wuran yang merupakan sebuah sungai besar yang menjadi sumber daya besar desa Wuran maupun Ipu Mea, banyak orang – orang datang untuk memancing. Sepertinya sungai di desa Wuran dan Ipu Mea merupakan destinasi tempat memancing terbaik di barito timur.

Bla blab la blah.. kami pun kembali dan berkunjung ke rumah Lista Karlina atau akrap di panggil Lili. Itulah pacar Dody.. …. .. .. di bagian ini my be, cukup menyedihkan bagi saya kalau harus di ceritakan, tapi itulah “Perjuangan Wuran dan juga perjuangan saya di Ipu Mea”. Dari perbincangan saya dengan Lista Karlina, saya mendapatkan peedback yang bagus untuk blog ini, katanya “naan hengau ku sa gaha mambaca tulisan nu”. suatu kebanggaan bagi saya karena blog ini sudah mulai di kenal masyarakat. Wkwkwk..

Cerita selesai dan kami pulang, terima kasih telah membaca tulisan ini. Mungkin orang yang tertarik untuk membaca tulisan yang agak panjang ini sampai selesai adalah Saya, Dwi Putra BBm, Dody Yanto P dan Lista Karlina, intinya Cuma kami ber 4. Terima kasih ..

Baca juga :
Sejarah Ipu Mea & Makam Mariang Janggut

.
.
.
Di perjalanan pulang.. ban sepeda motor Dody Yanto P bocor.. ahaha…a… sama seperti perjalanan pertama… jangan-jangan.. !!! yah.. lupakan.
Tabe…

Selasa, 20 September 2016

Penyebutan Borneo Untuk Pulau Kalimantan [asal-usul]

AAA – Taukah anda asal usul nama Borneo? Borneo adalah sebutan lain untuk pulau Kalimantan. Pulau Kalimantan adalah pulau terbesar ke 3 di dunia.

Dalam post ini, Sangkay City blog akan memberitahukan anda asal usul penyebutan borneo untuk pulau Kalimantan, atau lebih tepat nya sangkay city blog telah mengumpulkan beberapa artikel yang sudah membahas asal usul nama borneo. Berikut tulisan nya !

Kata 'Borneo' merupakan nama populer lain dari kalimantan khususnya di benua eropa, munculnya sebutan Borneo oleh orang eropa dikarenakan di kalimantan banyak ditemukan pohon Borneol (bahasa latin : Dryobalanops camphora) yaitu pohon yang mengandung terpetin, yaitu bahan yang dpergunakan untuk antiseptik atau minyak wangi dan kamper. pada awal kedatangan orang eropa ke Indonesia terutama dikalimantan, Borneol merupakan salah satu sumber daya alam yang dicari bangsa eropa di Kalimantan.

Namun bila kita kutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial Lokal Kalimantan Timur (Sugeng Adnan, 1995:34, 35) nama borneo berasal dari sebuah nama kapal yang pada suatu peristiwa beberapa abad yang lalu, terdapat sebuah kapal layar berbendera asing yang berlabuh di Bandar Alalak, Kerajaan Banjar, Kalimantan Selatan. Rupanya kapal layar tersebut sebelumnya mengalami kerusakan berat sewaktu dalam perjalanan. Telah lama kapal itu di perbaiki, tetapi tidak juga membawakan hasil yang memuaskan. Kapal layar itu bernama "Borneo" dan di nakhodai oleh seorang kapten bernama "De Barito".


Selain itu kata Borneo juga menunjuk pada satu kerajaan dipulau utara kalimantan Yaitu Kerajaan Brunei Darusalam yang sering disinggahi pedagang eropa pada pada masa kolonial dimana kerajaan Brunei pada saat itu merupakan sebuah kerajaan yang paling menonjol dipulau kalimantan sekitar abad ke 16. karena kesulitan lidah orang eropa menyebut kata Brunei akhirnya menjadi terbiasa dengan sebutan Borneo.


Nama Kalimantan yang biasa digunakan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia disebut berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Kalamanthana. Kata-kata ini memiliki arti sebagai pulau yang memiliki hawa panas. Nama Kalimantan ini secara resmi digunakan oleh negara untuk memberi nama ke pulau ini karena akar katanya yang tidak berasal dari penjajah Eropa.


baca juga : Penyebutan Kota Cantik Palangka Raya


Sekarang ini Pulau Kalimantan atau Borneo merupakan wilayah yang dimiliki oleh tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan juga Brunei Darussalam.


Demikian, kritik dan saran di kolom komentar!! Tabe.

Sabtu, 17 September 2016

Ke desa Panaan, Wisata Air Terjun Tangkum – Tabalong

AAA – Air Terjun merupakan tempat wisata favorit yang banyak disukai oleh kalangan masyarakat, khususnya para pemuda – pemudi. Apalagi yang masih single atau belum berkeluarga seperti admin.
Dalam perjalanan tim dari Sangkay City blog kemarin, bersama teman – teman dari desa Ampari Bura/Bahalang. Waktu itu pada tanggal 16 juli 2016. Dengan anggota admin Dwi dan Depri, bersama Dody dan Welly dari Bahalang.

Perjalanan yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 30 menit dari desa bahalang ini, kami lalui dengan kendaraan roda dua menuju desa Panaan, kec. Bintang Ara, Kab. Tabalong (kalsel). Sedangkan desa Ampari Bura/Bahalang terletak di, kec. Patangkep Tutui, kab. Barito Timur (kalteng), jadi perjalanan yang akan kami lewati adalah perbatasan 2 provinsi yang ada di Kalimantan. 

Di perjalanan, kami di suguhkan dengan pemandangan – pemandangan hutan rimba yang lebat, dengan tebing – tebing yang tinggi serta pegunungan, dan tidak lupa lembah-lembahnya yang sangat curam. Karena termasuk di pedalaman Kalimantan, desa Panaan sendiri memiliki hasil kayu sebagai sumber pendapatan desa. Seperti terlihat di foto di bawah ini!.
Sesampainya di desa Panaan, tempat masuk wisata adalah di samping mesjid panaan. Anda bias parkir kendaraan anda di mesjid tersebut.

Masuk ke dalam sekitar 1 km, dengan jalan setapak yang di kelilingi kebun karet dan hutan bambu. . 


Mengingat perjalanan kali ini di ketuai oleh Dody yang sudah pernah ke air terjun. Perjalanan jadi lebih mudah dan tidak tersesat.

Sempainya di air terjun Tangkum. Anda akan di suguhkan oleh panorama alam hutan rimba asli Kalimantan. Air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 15 meter. Di samping dinding air terjun juga terdapat liang. 

Sambil mendokumentasikan tempat tersebut kami juga mandi di bawah air terjun.
 

Yah itulah Air Terjun Tangkum yang ada di desa Panaan, Kecamatan Bintang Ara, kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Terima kasih


#Perjalanan di Tanah Dayak

Jumat, 16 September 2016

Festival di Kabupaten Barito Timur (Bartim)

AAA – Lahir, tumbuh besar, mengenal hidup, dan kelak akan pergi. Apa anda tau arti kata tersebut? Yah.. lupakan.. oke sebelumnya selamat datang di Sangkay City Blog. Dalam artikel ini kami membuat daftar Festival di Kabupaten Barito Timur (Bartim).
 Berikut beberpa kegiatan atau agenda tahunan yang selalu di laksanakan di kabupaten Barito Timur, prov. Kalimantan Tengah.

1.    Festival Jari Janang Kalalawah (JAJAKA)

 
Festival yang di adakan pada bulan maret atau april ini di laksanakan di komplek objek wisata Museum Lewu Hante, desa Taniran. Agenda kegiatan berupa pemilihan duta pariwisata dan perlombaan permainan rakyat tradisional, yaitu bagasing, bagagap, manyipet, balugu, sepak sawut, serta lomba neweng kayu, memancing, mangenta, malamang, memasak makanan tradisional, tari, dan melukis. Untuk pesertanya adalah utusan dari seluruh kecamatan yang ada di kab. Barito timur.

2.    Festival Lagu Daerah Nansarunai

 
Festival ini merupakan festival lagu daerah yang di adakan setiap setahun sekali pada bulan agustus. Acara ini merupakan ajang seleksi penyanyi local dan pecinta lagu daerah Kabupaten Barito Timur serta mencari bakat musisi – musisi baru. Pada Festival ini ada banyak peserta yang berpartisipasi, mengingat kecintaan masyarakat Barito Timur terhadap seni music dan seni suara. Hanya saja di barito timur masih belum ada studio rekaman yang baik.

3.    Festival Pembangunan BARTIM EXPO

 
Pawai dan Pameran yang selalu diadakan setiap tahun nya ini merupakan rangka menyambut hari ulang tahun kabupaten dan juga menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Acara yang di selenggarakan setiap bulan agustus ini diselenggarakan berkisar 1 sampai 2 minggu atau lebih. Dalam rangkaian acara ini dimulai dengan kegiatan lomba, pawai pembangunan dan pameran dari berbagai SKPD, Instansi, bisnis, serta pasar rakyat. Kegiatan Bartim Expo merupakan kegiatan yang paling menarik perhatian masyarakat serta wisatawan di seputaran DAS Barito maupun luar.

Mungkin untuk mendatang aka nada agenda tahunan yang akan di selenggarakan di bartim, seperti pawai natal dan lain – lain..
Terima kasih..

Sumber : Dinas Pariwisata dan Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Barito Timur

Kamis, 15 September 2016

Ngayau atau Berburu Kepala

AAA - Tabe matakam kauluh ni , berjumpa lagi dengan saya DwiPutraBbm 

Saya akan berbagi cerita sejarah tentang “DAYAK” Pemburu Kepala (The Head Hunter From Borneo) itu kalo orang asing bilang pada Tahun 1912.

Jauh di dalam hutan berkabut Borneo, Seorang Erteolog Inggris dan Seorang ilmuan dari Eropa yang ikut dalam ekspidisi Sejarah Borneo pada Tahun 1904 mereka pergi ke Tanah Borneo dengan atas nama raja Brooke untuk memahami kehidupan orang Dayak dengan kehidupan suku di dunia.

Dengan berani para ahli ilmuan ini memasuki dan pergi dengan parang maupun sejata dan alat – alat yang mereka bawa mereka terus bergerak melalui kabut tebal untuk memasuki daerah hutan, dan mereka tiba di suku Dayak Iban.

Orang dayak bersenjata tajam(mandau/wadiung) mereka yang dirancang untuk bisa ditarik dengan sangat cepat dan bagian leher yang di utamakan sebagai titik serangan terbaik.
 Tapi saat para ilmuan yang sudah bisa membaur dan menghabiskan hidup di antara masyarakat Kalimantanselama 30 Tahun dari mereka mengijakkan kaki di tanah Borneo, sebagai pengamat budaya pulau besar di Asia Tenggara juga bersenjata dengan senjata kolonial yang lebih halus: kamera. yang digunakan untuk mengambil banyak gambar dan buku untuk mencatat semua tentang Pemburu kepala di kalimantan.

Sebenarnya para ilmuan tidak hanya dipersenjatai dengan kamera tetapi juga dengan buku dan pena. Mereka datang ke Kalimantan sebagai jaksa selama pemerintahan Kekaisaran Residen Inggris di sana, para peneliti berani merekam semua yang dilihatnya dan menulisnya kedalam buku yang berjudul The Pagan Tribes of Borneo, yang diterbitkan pada tahun 1912, dan ini termasuk sebuah wacana tentang pengajuan: "Jelas bahwa Iban adalah salah satu suku yang menerapkan Pemburu kepala dengan kata lain, yaitu, bahwa Berburu kepala, mengejar sebagai bentuk latihan, "tulis se orang ilmuan dari inggris, meskipun ia kemudian mengklaim bahwa "Mereka begitu gembira khususnya para Pemburu Kepala untuk berburu kepala dan tidak ragu-ragu untuk melakukannya dengan cara yang tidak adil."


Sebelum kita tersesat dalam kebingungan tentang apa yang dilakukan para orang Dayak dan bukan hanya merupakan sebuah olahraga berburu kepala, mari kita membuat jelas bahwa Iban adalah cabang dari Suku Dayak di Kalimantan. Sebuah kelompok masyarakat adat Dayak dikenal sebagai teman di zaman kolonial, di bawah Dinasti James Brooke (1803-1868), raja Sarawak, yang merupakan salah satu negara bagian Malaysia di Kalimantan. alKisah kekerasan dari suku Dayak di Laut Cina Selatan didokumentasikan dengan baik, karena tidak kecil untuk perang budaya mereka sangat agresif terhadap kepentingan perdagangan pendatang dari Barat pada abad ke-19 dan 20. James Brooke dan Raja Melayu tidak memberi tempat sebelum bajak laut tiba, namun, menyerang dan menghancurkan 800 kapal bajak laut. Iban juga menjadi terkenal karena memburu/memotong Kepala musuh, bahkan Mereka dicap sebagai pelopor praktek seperti ini.
Para ilmuan beremuk dan menulis nya ke dalam buku  bahwa "mungkin" Suku Iban "mengadopsi [praktek pemotongan kepala] dari beberapa generasi yang lalu hanya ... Kayans atau meniru suku-suku lain di antara mereka yang telah ditlakukan," dan bahwa "pertumbuhan yang cepat dari praktek di antara Iban Tidak diragukan lagi sebagian besar disebabkan oleh pengaruh Melayu, yang telah diajarkan oleh orang-orang Arab dan dari suku lainnya "untuk menyampaikan atau menyalahkan awal kegiatan ini adalah demi tempat/lahan yang diperbutkan antara suku Iban di wilayah ini.banyak daerha yang sudah kelebihan penduduk sehingga memaksa mereka untkuk mengambil tanah dari suku lain dan mempertahankan tanah tersebut dengan nyawa, dan ini adalah satu-satunya cara untuk bertahan Hidup.

Berburu Kepala juga jelas merupakan bagian penting dari budaya Dayak. balas dendam , berburu kepala untuk ritual tradisi lama terus hidup sampai berhenti dan kemudian secara bertahap bercampur dengan intervensi luar - yaitu, pemerintahan raja Brooke di Sarawak dan Belanda di Kalimantan dalam 100 tahun sebelum Perang Dunia II. Awal, Pemerintah Brooke melaporkan, menggambarkan perang dari orang-orang Iban dan Kenyah - kelompok lain dari suku itu kepada siapa Berburu Kepala adalah sebuah budaya yang penting.
Namun demikian, dengan berburu kepala itu seiring dengan berjalannya waktu,Masih cukup banyak masalah bagi Para ilmuan untuk mengabadikan suku ini kedalam sebuah Buku untuk sebagai subjek. Para ilmuan bahkan melangkah lebih jauh dengan mencari penjelasan atas kebiasaan dan keyakinan yang mungkin sesuatu yang mistis yang mendukung keganasan yang mengerikan ini, dia menawarkan dua teori yang mungkin: "Bahwa praktek dari memotong kepala musuh muncul dan mengambil sebagian dari kepala itu untuk dijadikan hiasan rambut,perisai dan gagang pedang, "dan "Mengambil kepala musuh adalah sebagai tradisi untuk menghormati/melayani roh leluhur agar arwahnya bisa tenang sehingga satu saat sang pemotong kepala mati dia akan disambut leluhur".

keraguan yang ditimbulkan membuat Para ilmuan untuk meminta bantuan pendeta atau dewan tinggi yang kontemporer dan terdapat pandangan yang sedikit berbeda pada apa yang dimaksudkan dengan Suku Pemburu kepala. Dalam keyakinan politeisme dan animisme kompleks orang Dayak, memenggal kepala musuh seseorang dianggap sebagai cara yang baik untuk membunuh roh orang yang telah dibunuh. Makna spiritual upacara juga terletak pada keyakinan bahwa memimpin orang mati. Kepala ditampilkan dalam sebuah upacara pemakaman tradisional, di mana tulang-tulang kerabat digali dari bumi dan dibersihkan sebelum dipasang di pemakaman yang aman. dan kepalanya diambil tentu berharga.

sumber : http://kutaihulu.blogspot.co.id/2010/09/dayak-head-hunter-from-borneo.html

Sabtu, 03 September 2016

Penyebutan Kota Cantik Palangka Raya

AAA – Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di ulau Kalimantan (Borneo). Pada tahun 1957-1972 Palangka Raya dikenal dengan nama Palangkaraja.
Palangka Raya adalah ibukota provinsi terluas di Indonesia, dengan luas wilayah 2.400 km². Sehingga di canangkan menjadi ibukota baru Indonesia atau emindahan ibukota dari Jakarta ke Palngka Raya. Luas Palangka Raya setara 3,6 x luas Jakarta.

Untuk tulisan kali ini.. sebenarnya untuk menjawab beberapa pertanyaan yang di tanyakan oleh masyarakat Kalimantan Tengah, khususnya kota Palangka Raya, yaitu apa arti kota cantik sehingga menjadi julukan kota Palangka Raya? atau awal penyabutan Palangka Raya kota cantik?.

Nah... berikut ini adalah penjelasan nya. Sebenarnya kata dari “CANTIK" adalah sebuah akronim dari kata :

C : TerenCana
A : Aman
N : Nyaman
T : Tertib
I : Indah
K : Keterbukaan

Kata – kata tersebut juga terdaat dalam lagu mars kota Palangka Raya. Jadi bila ada orang yang bertanya “Tahukah Anda Kenapa Palangkaraya Dijuluki Kota Cantik?” sekarang anda sudah tau karena membaca artikel ini.

Palangka Raya berdiri pada tahun 1957 dengan semboyan Isen Mulang yang berarti Pantang Mundur adalah kota yang indah dan tertata rapi, jika anda tinggal di sini anda akan merasakan nya sendiri, tak ada kata macet dalam perjalanan anda.

Tabe, Salamat kamalem, upi maeh!

Baca juga : Daftar Objek Wisata di Palangka Raya
Baca juga : Jarak Palangkaraya dengan Kebupaten – Kabupaten di Kalimantan Tengah

Jumat, 02 September 2016

Daftar Kecamatan di Provinsi Kalimantan Tengah

AAA – Provinsi Kalimantan Tengah memiliki 13 Kabupaten dan 1 kota, tiap kabupaten kota dibagi menjadi beberapa kecamatan.
Berikut daftar kecamatan – kecamatan yang ada di provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang terbagi dalam tiap kabupaten.

Daftar Kecamatan di Kabupaten Barito Selatan
1.    Jenamas
2.    Dusun Hilir
3.    Karau Kuala
4.    Dusun Selatan
5.    Dusun Utara
6.    Gunung Bintang Awai

Daftar Kecamatan di Kabupaten Barito Utara
1.    Gunung Purei
2.    Gunung Timang
3.    Lahei
4.    Montalat
5.    Teweh Tengah
6.    Teweh Timur
7.    Teweh Selatan
8.    Teweh Baru
9.    Lahei Barat

Daftar Kecamatan di Kabupaten Barito Timur
1.    Awang
2.    Benua Lima
3.    Dusun Tengah
4.    Dusun Timur
5.    Karusen Janang
6.    Paju Epat
7.    Paku
8.    Patangkep Tutui
9.    Pematang Karau
10.    Raren Batuah

Daftar Kecamatan di Kabupaten Murung Raya

1.    Murung
2.    Tanah Siang
3.    Laung Tuhup
4.    Permata Intan
5.    Sumber Barito
6.    Sungai Babuat
7.    Tanah Siang Selatan
8.    Barito Tuhup Raya
9.    Seribu Riam
10.    Uut Murung

Daftar Kecamatan di Kabupaten Sukamara
1.    Balai Riam
2.    Jelai
3.    Pantai Lunci
4.    Permata Kecubung
5.    Sukamara

Daftar Kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau
1.    Kahayan Kuala
2.    Maliku
3.    Kahayan Tengah
4.    Kahayan Hilir
5.    Pandih Batu
6.    Banama Tingang
7.    Jabiren Raya
8.    Sebangau Kuala

Daftar Kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur
1.    Teluk Sampit
2.    Bukit Santuai
3.    Telawang
4.    Mentaya Hilir Selatan
5.    Mentaya Hilir Utara
6.    Pulau Hanaut
7.    Mentawa Baru Ketapang
8.    Baamang
9.    Seranau
10.    Kota Besi
11.    Cempaga
12.    Cempaga Hulu
13.    Parenggean
14.    Mentaya Hulu
15.    Antang Kalang
16.    Telaga Antang
17.    Tualan Hulu

Daftar Kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat
1.    Kotawaringin Lama
2.    Arut Selatan
3.    Arut Utara
4.    Kumai
5.    Pangkalan Lada
6.    Pangkalan Banteng

Daftar Kecamatan di Kabupaten Kauas
1.    Basarang
2.    Bataguh
3.    Dadahup
4.    Kapuas Barat
5.    Kapuas Hilir
6.    Kapuas Hulu
7.    Kapuas Kuala
8.    Kapuas Murung
9.    Kapuas Tengah
10.    Kapuas Timur
11.    Mandau Talawang
12.    Mantangai
13.    Pasak Talawang
14.    Pulau Petak
15.    Selat
16.    Tamban Catur
17.    Timpah

Daftar Kecamatan di Kabupaten Gunung Mas
1.    Kahayan Hulu Utara
2.    Damang Batu
3.    Miri Manasa
4.    Kurun
5.    Manuhing
6.    Manuhing Raya
7.    Rungan
8.    Rungan Barat
9.    Rungan Hulu
10.    Sepang
11.    Mihing Raya
12.    Tewah

Daftar Kecamatan di Kabupaten Seruyan
1.    Danau Sembuluh
2.    Hanau
3.    Seruyan Hilir
4.    Seruyan Hulu
5.    Seruyan Tengah

Daftar Kecamatan di Kabupaten Katingan

1.    Bukit Raya
2.    Kamipang
3.    Katingan Hilir
4.    Katingan Hulu
5.    Katingan Kuala
6.    Katingan Tengah
7.    Marikit
8.    Mendawai
9.    Petak Malai
10.    Pulau Malan
11.    Sanaman Mantikei / Senamang Mantikei
12.    Tasik Payawan
13.    Tewang Sanggalang Garing / Sanggalang

Daftar Kecamatan di Kabupaten Lamandau
1.    Batangkawa
2.    Belantikan Raya
3.    Bulik
4.    Bulik Timur
5.    Delang
6.    Lamandau
7.    Menthobi Raya
8.    Sematu Jaya

Daftar Kecamatan di Kota Palangka Raya
1.    Palangka di Pahandut.
2.    Bukit Batu di Tangkiling.
3.    Petuk Katimpun di Marang Ngandurung Langit.
4.    Pahandut di Pahandut.
5.    Palangka di Palangka Raya

The city of bbm - sangkay city blog

Kamis, 01 September 2016

Objek Wisata Gua Liang Lempang di Palurejo, Barito Selatan

AAA – Selamat datang di sangkay city blog. Dalam artikel kali ini kami akan mengajak anda untuk berkunjung ke salah satu objek wisata yang ada di kab. Barito Selatan, prov. Kalimantan Tengah.
Terletak di desa Palurejo, Kecamatan Gunung Bintang Awai, dimana Kecamatan Gunung Bintang Awai memiliki luas wilayah 193,3 Km².
Di objek wisata Liang Lempang terdaat beberapa gua alam dan dikelilingi hutan, dataran tinggi, dan sungai. Panorama di dalam gua sangat unik, alami, dan indah karena terdiri atas jajaran batu alam yang membeku dan berlekuk - lekuk serta terjal.

Baca juga : Bundaran Dahani Dahanai Tuntung Tulus

Perjalanan di dalam goa ini sangat sulit, cukup berbahaya, dan menantang adrenalin kita untuk menjelajahi setiap lekuk dan sudut goa yang gelap dan penuh misteri. Tetapi di sisi lain Goa juga memaparkan pemandangan hutan dan tebing batu tinggi yang cocok dikembangkan sebagai lokasi Panjat Tebing.

Bagi anda yang ingin datang kesini, Desa Palurejo sendiri bisa diakses dengan menggunakan mobil atau motor. Jika melalui jalan raya Ampah - Muara Teweh jaraknya adalah 75 Km dari Buntok, sedangkan melalui jalan perusahaan Multi Tambang Utama (MTU) hanya memakan waktu 1,5 jam / 45 Km dari Buntok. Sedangkan jarak dari desa keliang lemang sendiri sekitar 2 km.

Baca juga : Arti Kata Buntok Kota Batuah – Barito Selatan

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, semoga daat bermamfaat bagi anda yang ingin berwisata di kebupaten barito selatan. Terima kasih.

Sumber :
http://barselpromo.blogspot.co.id
http://adegerend.blogspot.co.id