AAA – Perjalanan di Tanah Dayak kali ini, kami dari sangkay city blog’s akan mengunjungi sebuah objek wisata yang terdapat di Desa Batu Sahur, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur.
Untuk Artikel kali ini kami akan membahas tentang sejarah asal usul liang ayah di batu sahur. Menurut sejarah yang saya ketahui Liang Ayah merupakan sebuah Balai tempat perkumpulan para pemegang agama Kaharingan (hindu).
Berikut Mitos, Sejarah dan Asal usul Liang Ayah di Batu Sahur :
Suatu ketika di Balai tersebut di adakan ritual Wadian ( acara adat ritual, atau perkumpulan para Balian untuk melakukan pengobatan untuk orang yang sakit ), jaman dahulu dalam suku Dayak Maayan dan Dayak Lawangan percaya jika seseorang yang sakit itu di karenakan oleh roh-roh jahat maka dari pada itu mereka berobat ke Balian atau dukun untuk melakukan pengobatan. Hal ini masih dipercaya sampai sekarang.
Pada suatu ketika di Balai tersebut diadakan acara Wadian, berkumpul lah orang-orang sebelum acara di mulai, namun ada seseorang pemuda yang hendak pergi berburu sebelum acara di mulai.
Kemudian berangkat lah pemuda tersebut untuk berburu dia mengitari dan berjalan ke hutan-hutan, namun dia merasa kecewa tidak ada pendapat hasil buruan yang memuaskan dia hanya mendapat seekor kera, dia sangat kesal di potong ya lah kedua buah langan kera itu dan di bawa pulang ke Balai ketempat orang yang akan melaksanakan acara Wadian tadi. Di acara tersebut pemuda itu melakuakan hal-hal yang tidak baik dia memukul gendang dengan kedua buah lengan kera yang di dapat ya berburu siang sebelum acara di mulai.
Tiba-tiba hujan turun di sertai dengan Guntur yang menggelegar, datang lah sesosok Nayubutituru. Nayubutituru adalah sesosok iblis yang menjelma yang menurut penduduk dia iblis yang jahat. Rupanya Nayubutituru sangat marah atas perlakuan dan sifat yang dimiliki oleh pemuda tersebut akhirnya, semua yang ada di Balai tersebut menjadi batu di antara nya Kangkanung, Gendang, Guci, dan alat-alat yang ada di dalam Balai tersebut termasuk Wara (dukun), dan Balai tersebut semua menjadi batu termasuk orang-orang yang ada di dalam ya, ada sebagian orang saja yang selamat dalam kutukan tersebut.
Setelah kejadian tersebut, Nayubutituru melakukan sebuah perjalanan ke pegunungan, di perjalanan dia merasa lelah, dan kehausan, ketika sampainya di puncak pegunungan ditemuinya sebuah gubuk yang berpenghuni seseorang setengah baya, di gubuk tersebut iya istirahat sejenak dan meminta air minum dari orang setengah baya tersebut, namun orang setengah baya tersebut mengetahui bahwa yang sedang bertamu adalah sesosok jelmaan dari Nayubutituru yang membuat gempar penduduk kampung akan kejahatannya, dia pun berpikir sejenak bagaimana cara membunuh Nayubutituru tersebut, kemudian diambil nya lah sebuah bambu runcing berwarna kuning di bambu itu di masukannya lah air yang di minta Nayubutituru tadi dan ketika Nayubutituru meminum air tersebut orang setengah baya tersebut langsung menancapkan bambu tersebut ke dalam tenggorokan Nayubutituru,dan meninggallah dia.
Dari saat itu penduduk kampung merasa aman dan tidak pernah merasa terganggu lagi di dalam suatu tindakan atau kegiatan mereka.
Baca Juga : Objek WIsata Goa Liang Ayah
Itulah sedikit sejarah tentang asal mula batu di batu sahur, atau lebih dikenal sebagai liang ayah.
sumber : http://imanuelpunya.blogspot.co.id
Untuk Artikel kali ini kami akan membahas tentang sejarah asal usul liang ayah di batu sahur. Menurut sejarah yang saya ketahui Liang Ayah merupakan sebuah Balai tempat perkumpulan para pemegang agama Kaharingan (hindu).
Berikut Mitos, Sejarah dan Asal usul Liang Ayah di Batu Sahur :
Suatu ketika di Balai tersebut di adakan ritual Wadian ( acara adat ritual, atau perkumpulan para Balian untuk melakukan pengobatan untuk orang yang sakit ), jaman dahulu dalam suku Dayak Maayan dan Dayak Lawangan percaya jika seseorang yang sakit itu di karenakan oleh roh-roh jahat maka dari pada itu mereka berobat ke Balian atau dukun untuk melakukan pengobatan. Hal ini masih dipercaya sampai sekarang.
Pada suatu ketika di Balai tersebut diadakan acara Wadian, berkumpul lah orang-orang sebelum acara di mulai, namun ada seseorang pemuda yang hendak pergi berburu sebelum acara di mulai.
Kemudian berangkat lah pemuda tersebut untuk berburu dia mengitari dan berjalan ke hutan-hutan, namun dia merasa kecewa tidak ada pendapat hasil buruan yang memuaskan dia hanya mendapat seekor kera, dia sangat kesal di potong ya lah kedua buah langan kera itu dan di bawa pulang ke Balai ketempat orang yang akan melaksanakan acara Wadian tadi. Di acara tersebut pemuda itu melakuakan hal-hal yang tidak baik dia memukul gendang dengan kedua buah lengan kera yang di dapat ya berburu siang sebelum acara di mulai.
Tiba-tiba hujan turun di sertai dengan Guntur yang menggelegar, datang lah sesosok Nayubutituru. Nayubutituru adalah sesosok iblis yang menjelma yang menurut penduduk dia iblis yang jahat. Rupanya Nayubutituru sangat marah atas perlakuan dan sifat yang dimiliki oleh pemuda tersebut akhirnya, semua yang ada di Balai tersebut menjadi batu di antara nya Kangkanung, Gendang, Guci, dan alat-alat yang ada di dalam Balai tersebut termasuk Wara (dukun), dan Balai tersebut semua menjadi batu termasuk orang-orang yang ada di dalam ya, ada sebagian orang saja yang selamat dalam kutukan tersebut.
Setelah kejadian tersebut, Nayubutituru melakukan sebuah perjalanan ke pegunungan, di perjalanan dia merasa lelah, dan kehausan, ketika sampainya di puncak pegunungan ditemuinya sebuah gubuk yang berpenghuni seseorang setengah baya, di gubuk tersebut iya istirahat sejenak dan meminta air minum dari orang setengah baya tersebut, namun orang setengah baya tersebut mengetahui bahwa yang sedang bertamu adalah sesosok jelmaan dari Nayubutituru yang membuat gempar penduduk kampung akan kejahatannya, dia pun berpikir sejenak bagaimana cara membunuh Nayubutituru tersebut, kemudian diambil nya lah sebuah bambu runcing berwarna kuning di bambu itu di masukannya lah air yang di minta Nayubutituru tadi dan ketika Nayubutituru meminum air tersebut orang setengah baya tersebut langsung menancapkan bambu tersebut ke dalam tenggorokan Nayubutituru,dan meninggallah dia.
Dari saat itu penduduk kampung merasa aman dan tidak pernah merasa terganggu lagi di dalam suatu tindakan atau kegiatan mereka.
Baca Juga : Objek WIsata Goa Liang Ayah
Itulah sedikit sejarah tentang asal mula batu di batu sahur, atau lebih dikenal sebagai liang ayah.
sumber : http://imanuelpunya.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar