Sabtu, 21 Mei 2016

Ritual Sangiang Manyandah Kaharingan Dayak Ngaju

AAA - Manyandah adalah ritual untuk mencari penyebab dari berbagai macam penyakit yang diderita dengan bantuan roh leluhur (Bandar). Ritual ini juga merupakan beberapa bagian dari ritual sangiang. Manyandah itu sendiri sebenarnya sama dengan Manenung yang dilakukan oleh basir/pisor akan tetapi manyandah tidak mengunakan media ataupun sarana dalam manenung melaikan berkomonikasi langsung dengan tukang Sangiang (Manyangiang).
sc - perjalanan di tanah dayak
Ritual Manyandah terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
Manyandah Manta
Manyandah Manta adalah ritual mencari penyebab dari berbagai macam penyakit tetapi tidak dapat melakukan pengobatan. Pada ritual tidak memerlukan sesajen seperti : Ayam, Ketupat, Tanehi, Kue dan lain-lain, dalam ritual tersebut hanya mengunakan Sangku Tambak Raja (Bongkor) yang berisi Hambaruan (untuk laki-laki 7 biji beras dan perempuan 8 biji beras yang dibungkus dengan kain putih) setelah itu tukang Sangiang melakukan Manawur untuk meminta bantuan Sahur (Roh leluhur) atau Sumbu Kurung dan Tamanggung Bandar dari Luwuk Dalam Betawi/ Lewu Telu (Khayangan) untuk merasuk tukang Sangiang yang disebut Lasang. Setelah merasuk lalu keluarga yang sakit atau yang melakukan ritual bertanya tentang penyebab penyakit dan bagaimana pengobatanya, misalkan; penyakit tersebut diakibatkan Mari/ Manah (akibat melangar larangan atau pantangan tertentu) kemudian ditanyakan apa obatnya dan siapa yang mampu mencari obatnya. Tetapi jika hal tersebut diakibatkan oleh hal yang lebih besar dan memerlukan ritual lanjut maka keluarga akan melakukan inti ritual Sangiang dengan berbagai persiapan pada hari yang berbeda.
Manyandah Masak
Manyandah Masak ritual ini sedikit berbeda dengan Manyandah Manta yaitu pada ritual ini Tukang Sangiang dapat melakukan ritual penyembuhan seperti Mangumul (mengambil berbagai penyakit pada tingkat tertentu yang tidak berat) pada ritual ini tersedia sesajen yang berupa ayam yang terdiri dari 2 (dua) ekor dimana ayam yang pertama berbulu putih digunakan sebagai sesajen untuk Sahur Bandar (roh leluruh yang baik) dan ayam yang kedua disiapkan sebagai sesajen kepada roh yang tidak baik (Bhuta kala), selain itu berbagai macam Ketupat, Kue, Ketan dan lain-lain juga disiapkan tetapi pada tingkat ini Tukang Sangiang tidak Mampendeng Meja Sangkai Kambang sehingga tidak semua Sahur yang digunakan sebagai media penyembuhan pada ritual ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar