Selasa, 17 Mei 2016

Bahasa Sangiang, Bahasa Roh Dayak Kaharingan Kalimantan

AAA – Di Kalimantan, Suku Dayak khususnya yang beragama Hindu Kaharingan memiliki beragam budaya dan bahasa. Keragaman budaya dan bahasa tersebut tentunya melahirkan keunikan tersendiri bagi negeri ini. Dalam hal bahasa, salah satu bahasa kuno yang kini masih bertahan di kalangan masyarakat Hindu Kaharingan di Kalimantan Tengah adalah bahasa Sangiang.
Bahasa Sangiang, Bahasa Roh Dayak Kaharingan Kalimantan

Perlu kita ketaui, Sangiang adalah roh-roh leluhur selaku utusan Tuhan yang dapat diundang kehadirannya oleh seorang basie/basir dengan menggunakan mantra-mantra dalam bahasa Sangiang/bahasa Sangen pada suatu upacara agama Kaharingan yang dilakukan suku-suku Dayak di Kalimantan. (di kutip dari wikipedia indonesia)

Bahasa Sangiang kini hanya bisa ditemukan secara tertulis dalam Kitab Suci Panaturan dan Mantra Tawurserta balian yang telah dibukukan(hingga saat ini tidak semuanya telah dibuat tertulis), selebihnya bahasa Sangiang hanya bisa didengar ketika para Basir atau Pisor (rohaniawan Hindu Kaharingan) menuturkan mantra – mantra ritual pada upacara keagamaan. 
       
Arti Bahasa Sangiang
Berdasarkan beberapa uraian di atas bahwa yang dimaksud dengan bahasa sangiang itu adalah segala sesuatu yang digunakan seseorang untuk menyampaikan ide /gagasan, pikiran dan perasaannya kepada Tuhan serta Malaikatnya serta sesama manusia.

Kemudian menurut filsafat Hindu Kaharingan yang dimaksud dengan Bahsa Sangiang adalah bahasa yang dipergunakan oleh Ranying Hatalla Langit (Tuhan Yang Maha Esa) sebagai bahasa komunikasinya dengan Manyamei Tunggul Garing Janjahunan Laut dan Kameluh Putak Bulau Janjulen Karangan  Limut Batu Kamasan Tambun (manusia pertama).

Bahasa Sangiang itu dapat kita ketahui dan kita lihat pada kitab suci agama Hindu Kaharingan seperti pada :
  • 1.Panaturan
  • 2.Kandayu, Tawur
  • 3.Ayat atau mantra-mantra pada saat pelaksanaan upacara agama Hindu Kaharingan.
  • 4.Pada acara balian dan ayat-ayat Hanteran (kidung ritual).
Kedudukan Bahasa Sangiang
bahasa sangiang merupakan induk bahasa suku dayak Kalimantan Tengah yang berperan dalam pengungkapan seni budaya, adat dan tradisi suku Dayak.  Dengan melihat beberapa uraian di atas, jelas bahwa bahasa sangiang merupakan bahasa induk dan bahasa yang paling tertua dari bahasa dayak Ngaju yang ada di Kalimantan Tengah.

Fungsi Bahasa Sangiang
  1. Bahasa Sangiang sebagai media Upacara Agama Hindu Kaharingan Dalam penyelenggaraan upacara keagamaan bahsa sangiang dipakai sebagai media untuk melangsungkan upacara tersebut. Bukan berarti bahwa tanpa menggunakan bahasa sangiang lalu tidak dapat diterima atau dimengerti oleh para Dewa/Ranying Hatalla. Ini sifatnya memang karena sejak dulu suhda digunakan dalam setiap penyelenggaraan upacara keagamaan. Walaupun kita tahu bahasa Ranyinh Hatalla dan para Dewa adalah maha tahu tentang apa yang kita inginkan baik yang diucapkan maupun tidak diucapkan.
  2. bahasa Sangiang sebagai media Penyelenggaraan Upacara Adat dan Kebudayaan Fungsi bahasa Sangiang sebagai media dalam penyelenggaraan adat Kalimantan Tengah dapat dilihat dari istilah-istilah maupun kebudayaan dan ucapan-ucapan dalam melangsungkan upacara adat.
  • Penggunaan bahasa Sangiang dalam istilah-istilah adat Kalimantan Tengah seperti :

a.  Pelek Rujin Pangawin, artinya petunjuk/jalan adat perkawinan.
b.  Singang Entang, artinya kain yang merupakan kewajiban bagi mempelailaki-laki memberikan kepada orang tua mempelai perempuan (ibu), hal ini  diberikan karena selama anak itu lahir sampai dewasa ia diasuh oleh ibu.
c.  Palaku, merupakan harta milik dasar untuk menjalankan kehidupan berumah tangga.
d.  Lamiang, ije kahasa, seuntai lamiang yang siap untuk dipasang/diikat.
e.  Bulau Singah Pelek, sejumlah emas yang diserahkan pihak mempelai laki-laki sebagai simbol kesucian hati agar mereka berumah tangga, emas itulah yang bersinar baik kepada leluhur maupun kepada masyarakat lingkungannya sehingga keluarga merekalah yang bersinar dalam mengarungi kehidupan rumah tangga.
f.   Garantung Kuluk Pelek, simbol petunjuk menuju kehidupan bahagia sejahtera dalam kehidupan berumah tangga, sebagai pedoman hidup.
3. Bahasa Sangiang sebagai media Komunikasi di Masyarakat.

#sangkay city

Tidak ada komentar:

Posting Komentar