Minggu, 09 Oktober 2016

Tari Pingan Dayak Mualang, Kalbar

AAA – Dayak Mualang. Tari pingan merupakan tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang Kabupaten Sekadau dimasa lalunya sebagai tarian upacara dan pada masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan.

Tari Pingan adalah salah satu tarian tradisional dari Kalimantan barat yang berupa hiburan rakyat. Pingan dalam bahasa Dayak Mualang berarti piring yang terbuat dari batu atau tanah liat. Sesuai dengan namanya, tarian ini menggunakan piring sebagai attribute dalam menari.

tari pingan
Tari ini menggunakan Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur pada masa lalu yang berkaitan erat dengan ritualisme legitimasi kelulusan beladiri tradisional Dayak Mualang (Ibanik Group).

Tari Pinggan Dayak Mualang terbagi menjadi 2 : Yaitu Tari Pinggan Laki (laki-laki) dan Tari Pinggan Indu (perempuan). Masing –masing tarian ada kesamaan dan pebedaan. Tari ini lebih menekankan pada gerakan – gerakan atraktif yang diadopsi dari gerakan silat tradisional. Dalam melakukan gerakan tari, penari membawa dua buah Pinggan ( pada zaman dahulu menggunakan piring batu, kini di ganti piring beling berwarna putih ), dan sepasang cincin yang terbuat dari timah ataupun tembaga seukuran Cincin jari tengah penari.

Kedua pinggan tersebut diangkat dan di tarikan sesuai dengan tebah atau iringan musik tradisional yang di sebut tebah Undup Biasa. Sedangkan kedua cincin timah yang digunakan penari, di hentakan ke buntut Pinggan untuk saling mengisi dengan iringan tarinya.

Masa kini tari Pinggan masih terpelihara secara alamiah, baik di turunkan secara turun-temurun maupun di pelajari secara individu dari kerabat maupun teman yang mempunyai keahlian tersebut. Tari Pinggan diajarkan kepada kaum pemuda dan pemudi daerah Mualang .

Penyebaran Tari Pinggan, meliputi daerah Belitang Hulu, Belitang Tengah maupun Belitang Hilir bahkan kini mulai merambah ke suku – suku Dayak sekitarnya yakni Ketungau, Bugau maupun Iban.

Tarian ini awalnya merupakan tarian adat yang di sajikan untuk menghibur masyarakat dalam setiap acara tradisional seperti gawai, pernikahan dan lain – lain. Tarian ini merupakan tarian yang atraktif, dengan menggunakan piring sebagai attribute menarinya. Dalam setiap gerakannya tak jarang mengundang decak kagum para penonton yang melihatnya.

Gerakan dalam tarian ini lebih menekankan pada gerakan yang atraktif menggunakan piring sebagai attribute menarinya dan di padukan dengan gerakan seni tari. Gerakan dalam tarian ini diadaptasi dari gerakan  silat tradisional dengan gerakan yang lincah dan atraktif yang sering kali membuat kagum para penontonnya.

Dalam pertunjukannya, penari membawa piring/pingan di kedua tangannya yang di gunakan untuk attribute menari. Selain itu penari di lengkapi dengan cincin di jari tengah para penari, sehingga saat penari memainkan piringnya akan menimbulkan suara apa bila piring dan cincin bersentuhan. Gerakan memainkan piring tersebut disesuaikan dengan iringan tebah agar suara dari pingan tersebut saling mengisi dengan suara iringan tebah. Tebah merupakan musik tradisional yang terdiri dari tawag, entebong (gendang panjang), dan tincin timah peningkak.



baca juga : Tari Monong, Kalimantan Barat

Walaupun Tari Pingan ini merupakan salah satu tarian tradisional yang sudah lama, namun tarian ini masih tetap di lestarikan. Banyak sanggar budaya di sana yang masih melestarikan tarian ini sebagai salah satu tarian tradisional di Kalimantan barat. tarian ini masih sering di pertunjukan di berbagai acara daerah seperti gawai, penyambutan tamu dan juga festival budaya.

Tabe!


sumber : negerikuindinesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar