AAA – Batang Garing atau Batang Haring yang berarti Pohon Kehidupan. Batang Garing berbentuk seperti mata tombak yang mengarah ke atas atau langit. Hal ini dipercaya melambangkan kepercayaan Agama Kaharingan ( kepercayaan suku dayak ) Ranying Mahatala Langit, sumber segala kehidupan.
Setiap dahan memiliki tiga buah yang menghadap ke atas dan ke bawah. Dahan tersebut me¬lambangkan tiga kelompok besar manusia sebagai keturunan Maharaja Sangiang, Maharaja Sangen, dan Maharaja Bunu atau Buno. Sedangkan daunnya melambangkan ekor dari salah satu burung yang menjadi identitas suku dayak yaitu Burung Enggang. Sedangkan dibagian bawah Batang Garing mempunyai guci berisi air suci serta dahan berlekuk yang juga melambangkan melambangkan Jata atau dunia bawah atau sering disebut dengan Pulau Batu Nindan Tarung. Pulau yang menjadi tempat manusia pertama kali sebelum diturunkan ke bumi.
Batang Garing atau Pohon Kehidupan juga melambangkan keseimbangan atau keharmonisan hubungan antara sesama manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Sebuah triangulasi. Batang Garing dengan Guci ( Balanga ) menyimbolkan dua dunia, dimana dunia atas dilambangkan dengan Pohon kehidupan dan dunia bawah dengan dilambangkan dengan Guci, tapi terikat oleh satu kesatuan yang berhubungan serta membutuhkan. Sementara buah yang ada pada Batang Garing melambangkan sebuah kelompok dari umat manusia. Dimana kedua Buah tersebuat ada yang mengarah ke atas dan juga ada yang mengarah ke atas adalah sebagai pengingat bagi manusia untuk selalu menghargai antara sesama. Jadi Tempat asal dari manusia yaitu ada di dunia atas atau Lewu Tatau.
Dalam Suku Dayak Ngaju (Biaju) Batang Garing merupakan anugrah Tuhan yang di turunkan lansung dari Ranying Hatalla Langit, Tuhan dalam bahasa Suku Dayak Ngaju. Batang Garing Juga melambangkan 3 Alam yang di percayai yaitu : Alam bawah, Pantai Danum Kalunen, dan Alam Atas. Seperti Air, Bumi, dan Surga.
Seperti yang di katakan Cjilik Riwut “Alam atas merupakan tempat tinggal Ranying Hatalla Langit. Sedangkan Bumi menjadi tempat ting¬gal manusia. Sementara itu, alam bawah adalah tempat tinggal Jata atau Lilih atau Raden Tamanggung Sali Padadusan Dalam atau Tiung Layang Raja Memegang Jalan Harusan Bulau, Ije Punan Raja Jagan Pukung Sahewan”
Itulah Sejarah Dari Batang Garing yang menggambarkan awal mula terbentuknya bumi, manusia serta suatu jalan menuju akhir untuk masa depan. Munkin bagi beberapa generasi – generasi muda suku dayak banyak yang tidak mengerti arti sebuah Batang Garing atau Pohon Kehidupan, smoga siapa saja yang membaca arikel ini wawasan nya menjdai lebih luas dan menumbuhkan kecintaan nya terhadap sejarah dan seni serta budaya dayak.
Setiap dahan memiliki tiga buah yang menghadap ke atas dan ke bawah. Dahan tersebut me¬lambangkan tiga kelompok besar manusia sebagai keturunan Maharaja Sangiang, Maharaja Sangen, dan Maharaja Bunu atau Buno. Sedangkan daunnya melambangkan ekor dari salah satu burung yang menjadi identitas suku dayak yaitu Burung Enggang. Sedangkan dibagian bawah Batang Garing mempunyai guci berisi air suci serta dahan berlekuk yang juga melambangkan melambangkan Jata atau dunia bawah atau sering disebut dengan Pulau Batu Nindan Tarung. Pulau yang menjadi tempat manusia pertama kali sebelum diturunkan ke bumi.
Batang Garing atau Pohon Kehidupan juga melambangkan keseimbangan atau keharmonisan hubungan antara sesama manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Sebuah triangulasi. Batang Garing dengan Guci ( Balanga ) menyimbolkan dua dunia, dimana dunia atas dilambangkan dengan Pohon kehidupan dan dunia bawah dengan dilambangkan dengan Guci, tapi terikat oleh satu kesatuan yang berhubungan serta membutuhkan. Sementara buah yang ada pada Batang Garing melambangkan sebuah kelompok dari umat manusia. Dimana kedua Buah tersebuat ada yang mengarah ke atas dan juga ada yang mengarah ke atas adalah sebagai pengingat bagi manusia untuk selalu menghargai antara sesama. Jadi Tempat asal dari manusia yaitu ada di dunia atas atau Lewu Tatau.
Dalam Suku Dayak Ngaju (Biaju) Batang Garing merupakan anugrah Tuhan yang di turunkan lansung dari Ranying Hatalla Langit, Tuhan dalam bahasa Suku Dayak Ngaju. Batang Garing Juga melambangkan 3 Alam yang di percayai yaitu : Alam bawah, Pantai Danum Kalunen, dan Alam Atas. Seperti Air, Bumi, dan Surga.
Seperti yang di katakan Cjilik Riwut “Alam atas merupakan tempat tinggal Ranying Hatalla Langit. Sedangkan Bumi menjadi tempat ting¬gal manusia. Sementara itu, alam bawah adalah tempat tinggal Jata atau Lilih atau Raden Tamanggung Sali Padadusan Dalam atau Tiung Layang Raja Memegang Jalan Harusan Bulau, Ije Punan Raja Jagan Pukung Sahewan”
Itulah Sejarah Dari Batang Garing yang menggambarkan awal mula terbentuknya bumi, manusia serta suatu jalan menuju akhir untuk masa depan. Munkin bagi beberapa generasi – generasi muda suku dayak banyak yang tidak mengerti arti sebuah Batang Garing atau Pohon Kehidupan, smoga siapa saja yang membaca arikel ini wawasan nya menjdai lebih luas dan menumbuhkan kecintaan nya terhadap sejarah dan seni serta budaya dayak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar